Ormas Minta THR Bikin Resah, Pengusaha Blak-blakan Bilang Begini

2 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Aksi beberapa organisasi masyarakat (ormas) dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) kerap meresahkan pengusaha. Salah satu gangguan tersebut yakni permintaan tunjangan hari raya (THR).

Direktur Legal, External Affairs & Circular Economy PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA), Edi Rivai mengatakan sudah banyak pergerakan ormas yang kerap mengganggu operasional pabrik.

"Pada intinya yang kami harapkan adalah kepastian hukum, kepastian berusaha, sehingga kegiatan tidak terganggu," kata Edi di Jakarta, Jumat (14/3/2025).

Menurut Edi, fenomena ormas ini banyak ditemui di beberapa lokasi. Jumlah mereka makin bertambah juga lantaran persyaratan untuk membentuk organisasi masyarakat cukup mudah.

Edi menegaskan para pelaku industri butuh kepastian hukum dan berusaha, termasuk bebas dari gangguan pemerasan ormas. Dengan demikian, operasional pabrik berjalan lebih lancar.

Untuk mengatasi masalah ormas, kata Edi, salah satu upaya yang bisa dilakukan pelaku industri yakni menambah petugas keamanan dan berkoordinasi dengan pihak kepolisian.

"Saya rasa ini pentingnya koordinasi dengan pihak keamanan, kepolisian untuk menertibkan ini. Sehingga, kami bekerja dengan fokus dan tidak terhalang dengan hal ini dan investor juga mau masuk," tuturnya.

Adapun industri kimia merupakan salah satu sektor yang strategis dan berperan penting terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Industri ini menjadi bagian dari sektor yang mendapat prioritas pengembangan sesuai Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2025 tentang Rencana Pengembangan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).

"Pada tahun 2024, kelompok sektor industri kimia, farmasi dan obat tradisional mampu tumbuh sebesar 5,86%, melampaui pertumbuhan ekonomi yang mencapai 5,03%," kata Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) Taufiek Bawazier.

Sebagai sektor strategis, selama ini produksi industri kimia memenuhi kebutuhan bahan baku bagi sektor manufakturnya lainnya seperti industri plastik dan industri tekstil.

"Maka itu pentingnya demand bahan baku kimia ini perlu diisi dari produksi dalam negeri, karena tentu akan membawa dampak positif terhadap peningkatan value added, yang juga akan berujung pada penyerapan tenaga kerja," ujarnya.

Selain itu, industri kimia juga memberikan kontribusi cukup tinggi terhadap penerimaan devisa. Pada 2024, capaian nilai ekspornya menembus US$17,39 miliar.

"Untuk makin memacu kinerja industri kimia ini, challenge kita adalah Indonesia perlu menumbuhkan ekosistem sektor petrokimia dan energi yang terintegrasi sehingga bisa lebih berdaya saing," imbuhnya.

Sementara itu, realisasi investasi industri kimia sepanjang tahun 2024 menyentuh angka Rp65,76 triliun.

"Untuk mendorong investasi di sektor ini, kami melaksanakan program kebijakan fasilitasi investasi industri petrokimia seperti di Teluk Bintuni, Tanjung Enim, dan Kutai Timur," ungkap Taufiek.

Taufik menegaskan, kinerja industri kimia akan turut memberikan andil signifikan terhadap target pemerintah dalam mencapai pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8% pada 5 tahun ke depan.

"Untuk mencapai sasaran tersebut, sektor IKFT yang termasuk di dalamnya ada peran industri kimia, akan memberikan kontribusi nilai tambah sebesar Rp46,09 triliun pada tahun 2029," pungkasnya.


(luc/luc)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Ormas hingga Aparat Minta "Jatah" THR, Pengusaha Terbebani!

Next Article Video: Trump Menang, Manufaktur RI Was-Was?

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|