OYO Larang Pasangan Belum Menikah Check-in Bareng, Netizen Ngamuk

6 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - OYO melakukan perubahan terkait aturan di hotel atau penginapan yang mereka kelola. Aturan baru melarang pasangan yang belum menikah untuk menginap atau check-in di penginapan mereka.

Aturan baru ini berlaku untuk akomodasi mitranya di kota Meerut, India. OYO menyatakan bahwa hotel-hotel di sana mendapat penolakan terhadap pasangan yang belum menikah.

Langkah ini menuai kritik pedas di dunia maya, karena OYO telah lama mem-branding dirinya sebagai tempat yang aman bagi pasangan yang belum menikah.

Banyak netizen yang merasa kebijakan OYO sudah tidak pas diberlakukan di 2025. Selain itu, OYO dinilai melakukan hal yang ilegal dan diskriminatif terhadap pelanggan dengan syarat pasangan harus menikah untuk check-in.

[Gambas:Twitter]

[Gambas:Twitter]

[Gambas:Twitter]

"Ketika diluncurkan, itulah tagline mereka, 'tidak ada pertanyaan,' sampai-sampai semua orang tahu bahwa itulah tujuan dari OYO: ini bukan hanya sebuah jaringan hotel, tetapi juga sebuah hotel untuk pasangan yang mencari privasi," ujar seorang profesional media berusia 25 tahun yang pernah memesan kamar di OYO di Delhi, dikutip dari CNN Internasional, Selasa (21/1/2025).

Tidak seperti di banyak negara, di mana pasangan yang belum menikah tinggal bersama adalah hal yang biasa, adat istiadat India tidak membolehkan praktik tersebut.

OYO, yang diluncurkan pada 2012, merupakan salah satu platform pertama yang menawarkan solusi "ramah terhadap pasangan" pada aplikasi dan situs webnya.

Perusahaan rintisan lainnya seperti Stay Uncle, Brevistay, dan Nestaway telah mengikuti jejak OYO dan menyediakan kamar per jam dan properti sewaan yang menjamin akses yang aman bagi pasangan yang belum menikah.

Banyak yang melihat perubahan yang dilakukan OYO, sebagai simbol benturan yang terus menerus terjadi antara nilai-nilai tradisional India dan masyarakat modern yang terus berkembang.

"Pada umumnya kami menganggap privasi sebagai hak atau tanpa campur tangan dan intervensi, tetapi dalam konteks budaya India, hal ini sebenarnya bertentangan dengan orientasi budaya kami, yang sebagian besar bersifat kolektivis," ujar Shagufa Kapadia, profesor di Departemen Pengembangan Manusia dan Studi Keluarga di Universitas Maharaja Sayajirao, India.

OYO mengatakan bahwa keputusannya, yang khusus untuk Meerut, merupakan tanggapan terhadap respons yang telah diterima OYO dari kelompok-kelompok masyarakat di daerah tersebut.

"Meskipun kami menghormati kebebasan individu dan kebebasan pribadi, kami juga menyadari tanggung jawab kami untuk mendengarkan dan bekerja sama dengan kelompok masyarakat tempat kami beroperasi," ujar Pawas Sharma, kepala wilayah India Utara OYO, dalam sebuah pernyataan yang mengumumkan perubahan kebijakan tersebut.


(fab/fab)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Terungkap! 3 Tantangan RI Ikuti Kecepatan Adopsi AI Global

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|