Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Jepang mengatakan bahwa bisnis di negara itu mengalami pelemahan yang signifikan akibat dari tarif yang dijatuhkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Hal ini disebutkan langsung oleh Menteri Revitalisasi Ekonomi Ryosei Akazawa, Senin (14/4/2025).
Dalam konferensi pers menjelang keberangkatannya ke Washington untuk bernegosiasi, Akazawa mengatakan laba perusahaan Jepang turun 'dari hari ke hari' akibat tarif yang dijatuhkan Presiden Trump. Ia juga menyerukan solusi yang cepat atas kondisi ini.
"Karena beberapa tarif telah berlaku, laba perusahaan Jepang dipotong dari hari ke hari," kata Akazawa di parlemen.
"Semakin cepat (masalah ini ditangani), semakin baik," tuturnya.
Di Washington, Akazawa dilaporkan akan mengeluarkan seruan keras untuk peninjauan ulang tarif Trump. Diketahui, Jepang sejauh ini gagal dalam upaya untuk mendapatkan pengecualian dari tarif AS, termasuk 25% pada sektor otomotif global yang mulai berlaku pada awal April.
"Saya akan melakukan yang terbaik, mengingat apa yang terbaik untuk kepentingan nasional kita dan apa yang paling efektif," katanya.
Akazawa juga menekankan dalam sebuah wawancara dengan harian Yomiuri Shimbun yang diterbitkan hari Senin bahwa penting untuk memperoleh pemahaman tentang apa yang sebenarnya diinginkan pihak AS. Ia juga mengatakan bahwa ia siap untuk berbicara tentang pengembangan ladang gas alam cair (LNG) di Alaska jika pihak AS mengangkat masalah tersebut.
"Kami harus menyampaikan pesan bahwa kami memiliki kekhawatiran serius mengenai konsistensi dengan perjanjian Organisasi Perdagangan Dunia dan perjanjian perdagangan Jepang-AS," katanya, menggemakan komentar sebelumnya oleh menteri perdagangan Jepang.
Media Jepang, mengutip sumber pemerintah, mengatakan pembicaraan Akazawa dengan Menteri Keuangan AS Scott Bessent dan Perwakilan Dagang Jamieson Greer dijadwalkan pada hari Rabu.
Perusahaan Jepang merupakan investor terbesar di AS. Tahun lalu sektor otomotif Negeri Sakura menyumbang sekitar 28% dari 21,3 triliun yen (Rp 2.383 triliun) ekspor Jepang ke AS.
Di sisi lain, Trump mengatakan bulan lalu bahwa Jepang dan Korea Selatan termasuk di antara negara-negara yang ingin bekerja sama dengan AS pada jaringan pipa LNG di Alaska. Diketahui, proyek itu sempat terhambat akibat biaya yang besar serta kesulitan logistik
(tps/tps)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Senjata Industri Sawit Hadapi Perang Dagang
Next Article Meksiko Melawan! Kebijakan Tarif Trump Bisa Jadi Aksi 'Bunuh Diri'