Jakarta, CNBC Indonesia - Permintaan dunia akan minyak dan gas bumi (migas) masih tinggi, bahkan hingga tahun 2050. Maka, investasi baru di sub sektor migas ini masih sangat dibutuhkan di dunia.
Director of Energy & Economics ExxonMobil, Chris Birdsall menyampaikan, sesuai dengan skenario IPCC PBB minyak dan gas pada tahun 2050 masih menjadi 'tulang punggung' sistem energi di dunia. Bahkan, ketika energi terbarukan mulai tumbuh.
Mengutip data Chris: di tahun 2023 penggunaan minyak dan gas bumi mencapai 56%, sementara batu bara mencapai 24%, nuklir 5%, bioenergy 9% dan non biomasa 6%. Adapun untuk tahun 2050 penggunaan energi terbarukan seperti non biomassa meningkat 30%, bioenergi 17% dan nuklir 10%.
Sementara batu bara mengalami penurunan signifikan menjadi 5%. Adapun minyak dan gas bumi juga turun, namun tercatat datanya masih tinggi atau mencapai 38%.
"Perlu diketahui bahwa tidak ada skenario yang bergantung 100% pada energi terbarukan dan tidak ada skenario yang sepenuhnya menghilangkan minyak dan gas pada tahun 2050. Ini memperkuat betapa pentingnya migas bagi pertumbuhan ekonomi dan pembangunan manusia," ungkap Chris Birdsall, dalam acara CNBC Indonesia Road to Outlook - Energy Edition with ExxonMobil dengan tema "Energy Demand and Supply Outlook Through 2050" di Jakarta, Selasa (18/2/2025).
Investasi Migas Masih Perlu
Di samping itu, ia berharap pertumbuhan investasi di sektor hulu migas harus tetap dijaga. Pasalnya, apabila tidak ada investasi, maka akan berdampak pada penurunan produksi migas secara global. "Jika dunia menghentikan semua investasi, pasokan yang ada akan turun drastis hingga 15% setiap tahun," ujar Chris.
Ia lantas menegaskan pentingnya kontribusi dari negara-negara seperti Indonesia, kemudian perusahaan migas seperti ExxonMobil. Terutama untuk terus berinvestasi di sektor hulu guna memenuhi kebutuhan energi global.
"Tidak hanya berinvestasi di ladang-ladang yang sudah ada, tetapi juga mencari sumber daya baru di seluruh dunia, karena sangat penting untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat itu," kata dia.
(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Investasi Migas RI Tak Lagi "Seksi", Gimana Nasib Lifting RI?
Next Article Bahlil Minta Exxon Naikkan Produksi Minyak di RI Sampai 150.000 Barel