FOTO Internasional
File Foto, CNBC Indonesia
07 February 2025 17:30

Pemerintahan Presiden Donald Trump dan Presiden El Salvador Nayib Bukele mengumumkan bahwa mereka telah mencapai kesepakatan yang memungkinkan Amerika Serikat (AS) untuk mengirim migran yang ditahan serta warga negara AS yang dipenjara ke negara kecil di Amerika Tengah tersebut. (Photo by Press Secretary Of The Presidency Of El Salvador / Handout/Anadolu Agency via Getty Images/File Foto)

Kesepakatan ini muncul di tengah upaya El Salvador yang telah menangguhkan beberapa hak dasar warganya dalam memerangi geng-geng kriminal yang kuat. Meskipun pemerintah AS tidak dapat mendeportasi warga negaranya sendiri, Menteri Luar Negeri Marco Rubio menyatakan bahwa "ada aspek legal yang harus diperhatikan." (Press Secretary Of The Presidency Of El Salvador / Handout/Anadolu Agency via Getty Images/File Foto)

Presiden Nayib Bukele telah menjadikan penjara-penjara yang keras dan kejam sebagai ciri khas dari perang agresifnya melawan kejahatan. Sejak Maret 2022, lebih dari 84.000 orang telah ditangkap, banyak di antaranya tanpa proses hukum yang memadai. (Press Secretary Of The Presidency Of El Salvador / Handout/Anadolu Agency via Getty Images/File Foto)

Bahkan sebelum kampanye melawan geng dimulai, penjara di El Salvador sudah terkenal karena kekerasan dan kepadatan yang luar biasa. Namun, mahkota dari upaya Bukele adalah Pusat Penahanan Terorisme (CECOT), yang dibuka pada tahun 2023. (Press Secretary Of The Presidency Of El Salvador / Handout/Anadolu Agency via Getty Images/File Foto)

Pada saat itu, Bukele mencuit: "El Salvador telah berubah dari negara paling berbahaya di dunia menjadi negara paling aman di Amerika. Bagaimana kami melakukannya? Dengan memenjarakan para kriminal. Apakah ada ruang? Sekarang ada." (Press Secretary Of The Presidency Of El Salvador / Handout/Anadolu Agency via Getty Images/File Foto)

Kesepakatan ini menuai kritik dari berbagai pihak, terutama terkait kondisi penjara di El Salvador yang dianggap tidak manusiawi. Banyak organisasi hak asasi manusia menyoroti kurangnya proses hukum yang adil dan kondisi penjara yang kejam. (Press Secretary Of The Presidency Of El Salvador / Handout/Anadolu Agency via Getty Images/File Foto)