RI Bakal Punya Proyek Gas Raksasa Rp 340 Triliun, Ini Pemiliknya

1 week ago 15

Jakarta, CNBC Indonesia - Proyek gas 'raksasa' Lapangan Abadi, Blok Masela, Maluku resmi masuk ke tahap Front-End Engineering Design (FEED) atau desain teknis atau rekayasa Onshore LNG (OLNG). Proyek ini diperkirakan menelan investasi hingga US$ 20 miliar setara Rp 336,9 triliun (asumsi kurs Rp 16.850 per US$) atau hampir mencapai Rp 340 triliun

Sebagaimana diketahui, proyek ini di operatori oleh perusahaan migas asal Jepang Inpex Corporation yang memiliki hak partisipasi mencapai 65%. Bersama dengan Inpex, Pertamina melalui PT Pertamina Hulu Energi Masela (PHE Masela) juga memiliki PI sebesar 20% dan Petronas sebesar 15%.

President and CEO Inpex Corporation Takayuki Ueda mengatakan, pihaknya mendorong progres proyek Masela agar bisa meningkatkan ketahanan dan keberlanjutan energi di Indonesia. "Hari ini, dengan bangga kami umumkan dimulainya Inisiasi FEED Onshore LNG untuk Proyek LNG Abadi," jelasnya dalam acara Launching OLNG FEED Masela di Jakarta, dikutip Kamis (10/4/2025).

Adapun, perusahaan migas asal Jepang tersebut juga terus memastikan agar proyek gas Masela bisa tepat beroperasi tepat waktu. Adapun tahap OLNG ini berfokus pada pemilihan lisensi teknologi dan teknologi penggerak turbin gas. "Yang keduanya penting untuk mempercepat keseluruhan fase desain rekayasa awal proyek," tambahnya.

Ueda juga mengungkapkan proyeksi investasi kemungkinan mengalami peningkatan. Hal itu dibandingkan dengan proyeksi jumlah investasi yang diperhitungkan pada awal pengembangan blok tersebut. Asal tahu saja, pada pertengahan tahun 2020 lalu, perhitungan investasi pengembangan blok tersebut mencapai US$ 20 miliar setara Rp 338,7 triliun (asumsi kurs Rp 16.940 per US$).

Kemungkinan peningkatan investasi itu dipengaruhi oleh biaya pasar, tenaga kerja, hingga biaya peralatan. "Seperti yang baru saja saya sebutkan, biaya pasar, biaya tenaga kerja, dan biaya peralatan meningkat pesat," katanya dalam konferensi pers.

Sayangnya, Ueda tidak mengatakan secara gamblang perkiraan peningkatan investasi blok tersebut. Melainkan, total investasi Blok Masela bisa diketahui setidaknya dua tahun lagi setelah penyelesaian kontrak EPC (engineering, procurement, and construction).

"Jadi, saat ini kami belum mengetahui jumlah pasti investasi kami untuk Abadi. Kami akan mengetahui angka yang spesifik tersebut saat kami menyelesaikan kontrak EPC, yang mungkin akan berlangsung dua tahun kemudian," tambahnya.

Blok Masela

Sebagaimana diketahui, perkiraan awal investasi proyek gas jumbo tersebut mencapai US$ 20 miliar setara Rp 336,9 triliun (asumsi kurs Rp 16.850 per US$) atau hampir mencapai Rp 340 triliun.

Sebelumnya, Inpex ditemani oleh Shell Upstream Overseas Services dengan saham 35%. Namun sayangnya, Shell memutuskan hengkang dari proyek gas abadi yang berlokasi di Maluku itu, Adapun 35% saham Shell tersebut sejak Juli 2023 lalu telah diambil oleh PT Pertamina Hulu Energi melalui anak usahanya PT Pertamina Hulu Energi Masela (PHE Masela) sebesar 20% dan Petronas 15%.

Perjanjian jual beli ditandatangani pada tanggal 25 Juli 2023 dan persetujuan Menteri ESDM atas pengalihan PI diperoleh pada tanggal 4 Oktober 2023.

Lapangan Abadi di Blok Masela adalah lapangan gas laut dalam dengan cadangan gas terbesar di Indonesia yang terletak sekitar 160 kilometer lepas pantai Pulau Yamdena di Laut Arafura dengan kedalaman laut 400-800 meter. Adapun potensi gas dari Lapangan Abadi ini diperkirakan 6,97 triliun kaki kubik (TCF) gas.

Kontrak bagi hasil (Production Sharing Contract/ PSC) Masela yang ditandatangani pada 1998 lalu dan telah diperpanjang hingga 2055 ini berpotensi menghasilkan 9,5 MMTPA (juta metrik ton per tahun) LNG dan 150 MMSCFD (juta kaki kubik standar per hari) gas pipa. Selain itu, Lapangan Abadi diperkirakan dapat menghasilkan produksi kondensat sebesar 35.000 barel per hari.

Konsep pengembangan lapangan green field (lapangan migas baru) yang memiliki kompleksitas tinggi dan risiko besar mencakup pengeboran deepwater, fasilitas subsea, FPSO (Floating Production Storage and Offloading), dan onshore LNG plant akan menjadi tantangan sekaligus peluang besar bagi PHE serta mitra-mitranya untuk merealisasikannya. Selain itu pengembangan lapangan ini juga berpotensi menyerap hingga 10.000 tenaga kerja.

Blok Masela juga direncanakan akan menghasilkan clean LNG melalui penerapan teknologi Carbon Capture and Storage (CCS) untuk mendukung program Pemerintah dalam mengurangi emisi karbon dan mendukung sustainability pada era transisi energi.


(pgr/pgr)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Mudik Lebih Tenang, Pertamina Siapkan Motoris Isi BBM di Tol

Next Article Rosan Ungkap Inpex Mulai Konstruksi Proyek Gas Raksasa Masela di 2025

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|