Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia diperkirakan memiliki potensi konsumsi bioavtur atau Sustainable Aviation Fuel (SAF) hingga 6 juta kilo liter (kl) per tahun.
SVP Research & Technology Innovation Oki Muraza mengatakan saat ini perseroan tengah mengembangkan bioavtur dari minyak jelantah atau Used Cooking Oil (UCO).
Ke depannya, bahkan dia memproyeksikan bioavtur ini juga bisa diekspor ke negara-negara tetangga.
"Harapannya kita bisa memiliki kapasitas nasional untuk Sustainable Aviation Fuel ini. Once kita punya kapasitas nasional, kita bisa menjadi hub, jadi tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan Indonesia yang maksimum mungkin di 6 juta kilo liter itu, tapi kita bisa juga ekspor ke negara-negara tetangga," ungkapnya kepada CNBC Indonesia dalam program Energy Corner, Selasa (24/12/2024).
Walau ada potensi untuk bisa diekspor, dia menekankan pihaknya tetap akan mengutamakan kebutuhan dalam negeri terlebih dahulu.
"Kita memiliki aspirasi bahwa sebagian dari minyak goreng bekas itu kita alokasikan untuk kebutuhan di dalam negeri," tambahnya.
Saat ini, lanjut Oki, pihaknya tengah membentuk ekosistem pengumpulan minyak mentah dari masyarakat. Setelah itu, pihaknya akan menentukan di mana lokasi untuk memproduksi SAF dari minyak jelantah ini.
Oki menyebutkan, pihaknya juga bekerja sama dengan aviasi yang juga dimiliki oleh Pertamina yakni Pelita Air untuk bisa menggunakan SAF berbahan baku minyak bekas masak tersebut.
Dia menyebut, Indonesia diperkirakan memiliki potensi minyak jelantah sebesar 1-3 juta ton per tahun tau sekitar 30% dari konsumsi minyak goreng 9 juta ton per tahun.
Dikumpulkan dari Masyarakat
PT Pertamina (Persero) melalui PT Pertamina Patra Niaga meluncurkan program Green Movement UCO yaitu program pengumpulan Used Cooking Oil (UCO) atau minyak jelantah di sejumlah SPBU dan rumah sakit IHC Pertamina di Jabodetabek dan Bandung pada Sabtu (21/12/2024).
Bertempat di Istora Senayan Jakarta, peluncuran program yang dilaksanakan dalam rangkaian acara MyPertamina Fair Show 2024 ini dibuka oleh Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan. Program inovatif ini untuk mendukung pengembangan energi terbarukan dan mendukung upaya pengurangan emisi karbon.
"Kami mengajak masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam mendaur ulang minyak jelantah, yang biasa dikenal dengan UCO, agar dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku produksi biofuel," kata Riva, dikutip Sabtu (21/12/2024).
Dengan menggandeng UCOllect, yang merupakan perusahaan green technology yang berfokus dalam pengelolaan minyak jelantah dan memanfaatkan superapps MyPertamina, Pertamina akan membeli minyak jelantah yang dikumpulkan di UCOllect Box yang tersebar di beberapa SPBU, mitra CSR, dan RS IHC Pertamina di Jabodetabek dan Bandung.
Program Green Movement UCO ini merupakan program pilot project yang akan berlangsung selama setahun ke depan dengan evaluasi berkelanjutan untuk ekspansi ke lokasi lainnya di Indonesia.
Pengunjung yang menyetorkan UCO (minyak jelantah) akan memperoleh rewards berupa saldo e-wallet sebesar mulai dari Rp6.000/liter dan berkesempatan mendapat tambahan e-voucher MyPertamina Rp25.000 untuk 50 peserta beruntung setiap bulan. Khusus pada event MyPertamina Fair Show 2024 berlangsung (21-22 Desember), pengunjung yang menyetorkan UCO di booth UCollect Box akan memperoleh tambahan poin MyPertamina sebanyak 5 poin/liter.
Lebih Lanjut Riva menjelaskan bahwa program ini diharapkan dapat meningkatkan awareness masyarakat dan mempermudah masyarakat dalam mendaur ulang UCO, sekaligus berkontribusi pada upaya global untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil.
"Pertamina Patra Niaga sendiri telah menggunakan UCO menjadi bauran bahan baku sustainable pada produk avtur untuk menjadi produk Sustainable Aviation Fuel (SAF) yang dapat membantu industri penerbangan mengurangi emisi hingga 84% dibandingkan dengan bahan bakar jet konvensional," ungkap Riva.
(wia)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Cara Cerdas Pertamina Sulap Minyak Jelantah Jadi BBM Hijau
Next Article Video: Maskapai Teriak Harga Avtur Mahal, Ini Kata Pertamina!