Jakarta, CNBC Indonesia - Kelompok pejuang dari Yaman yakni Houthi menyerang ibu kota Israel Tel Aviv dengan rudal.
Serangan balasan terbaru ini menyusul serangan udara Israel di Sanaa dan Hodeidah, yang menewaskan sembilan orang awal minggu ini.
Militer Israel mengatakan pihaknya gagal mencegat rudal dari Yaman yang diklaim oleh pemberontak Houthi jatuh di wilayah Jaffa, Tel Aviv.
Militer melaporkan serangan tersebut di saluran Telegramnya pada Sabtu (21/12) waktu setempat dengan menyatakan bahwa "satu proyektil yang diluncurkan dari Yaman" teridentifikasi" dan menyebut "upaya intersepsi telah gagal dilakukan," dikutip dari Aljazeera, Minggu (22/12/2024).
Seorang juru bicara Houthi mengonfirmasi kelompok tersebut telah menyerang "target militer" di wilayah Jaffa dengan rudal balistik.
Rudal yang diluncurkan Houthi dari Yemen berhasil membobol Israel dari dua lapisan atmosfer atas dan bawah, sebelum menghantam Tel Aviv, menurut laporan publik Israel.
Dikatakan bahwa pencegatan dari sistem pertahanan Arrow diluncurkan ke bagian atas atmosfer setelah mendeteksi rudal Houthi. Namun, Arrow melewatkan target dan gagal menyetop serangan sebelum rudal memasuki Israel.
Layanan medis darurat Israel Magen David Adom (MDA), mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa 16 orang "terluka ringan akibat pecahan kaca dari jendela yang pecah di gedung-gedung di dekatnya".
Serangan Houthi terhadap Israel terjadi setelah serangan udara Israel di ibu kota Yaman, Sanaa, dan kota pelabuhan Hodeidah pada hari Kamis, yang menewaskan sedikitnya sembilan orang.
Serangan Israel terjadi setelah Houthi menembakkan rudal ke Israel pada hari yang sama, yang berhasil dicegat.
Kelompok Houthi mengklaim serangan yang gagal pada hari Kamis itu, dengan mengatakan bahwa mereka telah menembakkan rudal balistik ke "dua target militer spesifik dan sensitif... di wilayah Yaffa", merujuk pada distrik Jaffa di Tel Aviv.
Pejuang di Yaman telah menargetkan Israel dan kapal-kapal yang terkait dengannya di Laut Merah dan Teluk Aden sejak Israel melancarkan serangannya ke Gaza pada 7 Oktober 2023.
Kelompok Houthi mengatakan mereka bertindak sebagai bentuk solidaritas dengan warga Palestina di tengah perang di Gaza yang telah menewaskan lebih dari 45.000 orang, sebagian besar anak-anak dan wanita.
Minggu lalu, kelompok itu berjanji untuk melanjutkan operasi "hingga agresi di Gaza berhenti dan pengepungan dicabut".
Pada tanggal 9 Desember, sebuah pesawat nirawak yang diklaim oleh Houthi meledak di lantai atas sebuah bangunan tempat tinggal di kota Yavne, Israel bagian tengah, namun tidak menimbulkan korban jiwa.
Pada bulan Juli, serangan pesawat nirawak Houthi di Tel Aviv menewaskan seorang warga sipil Israel, yang memicu serangan di pelabuhan Hodeidah di Yaman.
Serangan Houthi terhadap pengiriman barang di Laut Merah dan Teluk Aden juga menyebabkan serangan terhadap target-target Houthi oleh Amerika Serikat dan terkadang, Inggris.
(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Belanja Buah Untuk Natal? Lebih Hemat, Cuma di Transmart
Next Article Perang Arab Makin Ngeri! Usai Hizbullah-Hamas, Houthi Kode Bom Israel