Sama Seperti RI, Ramai Kelas Menengah Negara Muslim Ini Turun Kasta

2 months ago 18

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonomi Mesir telah mengalami krisis selama bertahun-tahun. Ini pun berdampak pada kelas menengah negeri mayoritas Muslim itu.

Sebagian besar kelas menengah negara itu kini "turun kasta". Mereka kesulitan untuk membeli barang-barang yang dulunya dianggap kebutuhan pokok.

Hal ini makin menjadi seiring dengan dimulainya putaran terakhir reformasi yang didukung Dana Moneter Internasional (IMF). Pemberi pinjaman dunia tersebut telah lama mendukung berbagai langkah di Mesir, termasuk pasar pertukaran mata uang liberal dan pengurangan subsidi bagi masyarakat.

Akibatnya, kelas menengah terkikis dengan daya beli. Sehingga mengubah apa yang dulunya dianggap kebutuhan pokok menjadi barang mewah saat ini.

Nourhan Khaled salah satunya. Seorang karyawan sektor swasta berusia 27 tahun, telah berhenti membeli parfum dan cokelat.

"Semua gaji saya digunakan untuk transportasi dan makanan," katanya, seperti dikutip AFP, Selasa (19/11/2024).

Khaled masih beruntung. Zeinab Gamal misalnya telah mengurangi barang-barang yang paling pokok sekalipun, seperti susu.

"Kami tidak lagi membeli permen dan kami sudah mengurangi konsumsi susu," kata ibu rumah tangga berusia 28 tahun tersebut.

Manar, seorang ibu dua anak berusia 38 tahun, yang tidak ingin menyebutkan nama lengkapnya, menyebut gaya hidup yang ia jalani sejak kecil telah berubah total. Ia telah mengambil pekerjaan mengajar paruh waktu untuk menambah pendapatan keluarganya menjadi 15.000 pound Mesir,.

"Hanya agar dapat membiayai kegiatan olahraga untuk anak-anak," ujarnya.

Keluarganya bahkan telah memangkas anggaran untuk daging. Ia mengurangi konsumsi mereka dari empat kali menjadi hanya dua kali seminggu.

Utang karena Proyek Skala Besar

Perlu diketahui Mesir adalah negara dengan penduduk terbanyak di dunia Arab,. Namun negeri itu dilanda krisis ekonomi terburuk yang pernah ada.

Utang luar negeri meningkat empat kali lipat sejak 2015 hingga mencapai US$160,6 miliar pada kuartal pertama (Q1) tahun 2024. Sebagian besar utang tersebut merupakan hasil dari pembiayaan proyek-proyek berskala besar, termasuk ibu kota baru di sebelah timur Kairo.

Perang di Gaza juga memperburuk situasi ekonomi negara tersebut. Serangan berulang kali terhadap pengiriman barang melalui Laut Merah oleh pemberontak Huthi Yaman sebagai bentuk solidaritas dengan warga Palestina di Gaza telah mengakibatkan Terusan Suez milik Mesir yang vital, sumber utama mata uang asing, kehilangan lebih dari 70% pendapatannya tahun ini.

Baru-baru ini, Mesir menaikkan harga bahan bakar sebesar 17,5% bulan lalu. Ini menandai kenaikan ketiga tahun ini.

Langkah-langkah tersebut merupakan salah satu syarat untuk program pinjaman IMF senilai US$8 miliar, yang tahun ini diperluas dari US$3 miliar awal untuk mengatasi krisis ekonomi yang parah di negara Afrika Utara tersebut. Di tengah meningkatnya rasa frustrasi publik, para pejabat baru-baru ini mengisyaratkan kemungkinan adanya evaluasi ulang terhadap program IMF.

"Jika tantangan-tantangan ini akan membuat kita memberikan tekanan yang tak tertahankan pada opini publik, maka situasinya harus ditinjau ulang dengan IMF," kata Presiden Abdel Fattah al-Sisi bulan lalu.

Direktur unit keadilan sosial di Egyptian Initiative for Personal Rights, Wael Gamal, mengatakan reformasi tersebut menyebabkan "erosi signifikan dalam kondisi kehidupan masyarakat". Harga semua sektor meningkat termasuk harga obat-obatan, layanan, dan transportasi melonjak.

Ia yakin program IMF kan masih akan dilakukan dan dalam jangka waktu yang lebih lama. Padahal dampaknya sudah "intens" pada masyarakat.

"Dua tahun lalu, kami tidak kesulitan untuk memenuhi kebutuhan pokok," kata Manar.

"Sekarang, saya pikir dua kali sebelum membeli kebutuhan pokok seperti makanan dan pakaian," ujarnya.

Mengutip data biro statistik setempat, Central Agency for Public Mobilization and Statistics (CAPMAS), tingkat kemiskinan Mesir mencapai 29,7% pada tahun 2020,. Angka ini turun sedikit dari 32,5% pada tahun sebelumnya pada tahun 2019.


(sef/sef)

Saksikan video di bawah ini:

Video: PPN Naik di Januari 2025, Kelas Menengah Bakal Lebih Menderita

Next Article Jokowi Puji Grand Syekh Al-Azhar: Yang Mulia Disambut Baik Muslim RI

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|