Jakarta, CNBC Indonesia - Lembaga Auditor Sertfikasi Sistem Informasi (CISA) bersama dengan Lembaga Investigasi Federal (FBI) mengonfirmasi bahwa para peretas China telah membobol komunikasi personal sebagian pejabat pemerintah.
Caranya dengan meretas beberapa operator telekomunikasi Amerika Serikat (AS) seperti AT&T, Verizon, dan Lumen Technologies.
Hacker China juga mencuri informasi dari beberapa sistem perusahaan, antara lain terkait rekaman panggilan pelanggan dan permintaan penegakkan hukum.
"Secara spesifik, kami mengidentifikasi oknum yang terafiliasi dengan China membobol jaringan telekomunikasi perusahaan dan memungkinkan mereka mencuri data rekaman panggilan pelanggan," menurut keterangan gabungan yang dipublikasikan pekan ini, dikutip dari Bleeping Computer, Jumat (15/11/2024).
Mereka menambahkan bahwa penyerang juga membobol komunikasi personal beberapa orang yang terlibat dengan aktivitas pemerintah atau politik.
Pernyataan resmi ini dirilis setelah sebelumnya CISA dan FBI mengonfirmasi adanya peretasan pada akhir Oktober lalu. Mereka mengatakan grup peretas Salt Typhoon telah menyusup di berbagai operator seluler AS.
Belum jelas kapan pertama kali jaringan telekomunikasi AS dibobol. Namun, menurut laporan sumber dalam ke Wall Street Journals, peretas China telah memiliki akses tersebut selama berbulan-bulan.
Pembobolan ini turut berdampak pada pencurian informasi trafik internet yang dilakukan pebisnis besar dan kecil, serta jutaan warga AS yang merupakan pelanggan operator seluler.
Tak cuma AS, Kanada juga mengatakan pada bulan lalu bahwa peretas China menargetkan banyak lembaga pemerintah melalui jaringan telekomunikasi.
"Mereka juga menargetkan puluhan organisasi, termasuk institusi demokratis, infrastruktur krusial, organisasi media, serta lembaga think tank dan non-profit," kata pemerintah Kanada.
Salt Typhoon merupakan grup peretas kawakan yang aktif sejak 2019. Mereka fokus membobol entitas pemerintah dan perusahaan telekomunikasi.
(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Bantu Inklusi Keuangan RI, Fintech Perluas Kredit UMKM
Next Article Krisis Besar Mengancam Amerika, FBI Tunjuk China dan Rusia