Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah tengah berupaya untuk mengurangi ketergantungan pada impor Liquefied Petroleum Gas (LPG). Salah satunya, yakni melalui program jaringan distribusi gas bumi untuk pelanggan rumah tangga (jargas).
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung mengatakan, saat ini pihaknya terus menggencarkan program pengganti LPG tersebut, bahkan ditargetkan hingga tahun 2030 sebanyak 5,5 juta sambungan rumah (SR) sudah terkoneksi dengan jargas.
Yuliot menyebutkan, pihaknya kini mencari cara agar jargas bisa dibangun oleh swasta atau non-BUMN. Dengan demikian, target 5,5 juta sambungan rumah tangga bisa terealisasi.
"Jadi untuk 5,5 juta, kita lagi membuat perencanaan dalam implementasinya bisa dilaksanakan oleh badan usaha BUMN dan juga bisa dilaksanakan oleh badan usaha non-BUMN," katanya di sela acara Hilir Migas Conference, Expo, & Awards 2024 di Jakarta, dikutip Selasa (24/12/2024).
Namun untuk lokasi detailnya, menurutnya masih dikaji terlebih dahulu.
"Untuk lokasi ini kita masih dalam perencanaan dan didetailkan," tambahnya.
"Jadi kita lagi mendorong bagaimana untuk yang 5,5 juta itu bisa tercapai," imbuhnya.
Dalam paparannya, dia menyebut, hingga September 2024 jargas telah tersambung pada lebih dari 1 juta sambungan rumah tangga.
Detailnya, Yuliot mengatakan, jargas menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) telah tersambung pada 703.000 SR, lalu ditambah dengan jargas tanpa dana APBN telah terpasang pada sebanyak 400.000 SR.
"Peningkatan pemanfaatan gas bumi pada sektor industri maupun rumah tangga melalui jargas. Sampai dengan September 2024, telah terpasang jargas APBN sebanyak 703 ribu SR, dan jargas non APBN sebanyak 400 ribu SR," paparnya.
Dia menyebut, bila target 5,5 juta SR ini terwujud, maka Indonesia berpotensi menghemat anggaran subsidi LPG hingga Rp 5,6 triliun per tahun pada 2030 mendatang.
"Target pengembangan jargas tahun 2030 sebanyak 5,5 juta SR yang diharapkan dapat menurunkan impor LPG sebesar 550 KTPA dan menghemat subsidi sebesar kurang lebih Rp 5,6 triliun per tahun," bebernya.
(wia/wia)
Saksikan video di bawah ini:
Video : Kuota LPG 3 KG Jebol, Pemerintah Tambah 200 Ribu Ton
Next Article Gas Jadi Andalan Energi Masa Depan, RI Siap Bangun Jargas Raksasa