Simak Waktu-Waktu Terbaik untuk Jual-Beli Saham

4 days ago 8

Jakarta, CNBC Indonesia - Berinvestasi di pasar modal memang memiliki risiko yang tinggi. Namun, imbal hasil yang diperoleh pun juga besar. Pasar saham memiliki musim yang bisa jadi momentum bagi trader untuk mendulang cuan. Musim-musim dapat mempengaruhi pergerakan saham-saham yang ada di Bursa Efek Indonesia dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Musim-musim di pasar modal dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari fundamental perusahaan, kebijakan pemerintah, kondisi ekonomi baik global atau nasional, dan faktor lainnya.

Berikut lima siklus musim jual dan beli saham:

1. January Effect

Umumnya, para analis saham menganggap reli Januari disebabkan karena kembalinya para investor memborong saham usai 'bersih-bersih' portofolio pada akhir tahun sebelumnya.

Penjelasan lainnya, investor menggunakan bonus dan kas yang menumpuk di akhir tahun untuk masuk lagi ke market pada Januari.

2. Sell in May and Go Away

Musim ini dimulai dari bulan Mei, biasanya investor akan cenderung menjual saham pada Mei untuk hindari periode Mei-Oktober yang imbal hasilnya cenderung lebih rendah dari bulan lainnya, dan akan kembali membeli saham pada November.

Banyak orang berpendapat bahwa Sell in May and Go Away karena investor pergi untuk liburan musim panas.

Di Indonesia sendiri, menjadikan periode 6 bulan ini, sebagai periode negatif dalam pergerakan saham di bursa saham. Maka tak heran banyak investor yang cenderung menjual sahamnya. Tindakan tersebut mereka lakukan, agar tidak terjebak di harga saham yang terus menuju ke tren yang cenderung lebih rendah dari bulan lainnya.

3. Santa Claus Rally

Sesuai dengan namanya, Santa Claus Rally jatuh pada Desember. Musim ini identik dengan pemberi hadiah pada Desember saat momen Natal.

Reli ini diberi nama dari Santa Claus adalah tokoh pemberi hadiah tersebut. Sehingga, Santa Claus Rally ini adalah musim jual-beli saham, yang memiliki kecenderungan untuk terjadi peningkatan harga nilai saham.

Pada musim ini, biasanya sebagian investor memborong saham untuk mengantisipasi Januari Effect.

4. Window Dressing

Di musim ini, ada waktu di tiga bulan terakhir menjelang pergantian tahun, yang biasanya akan terjadi tren kenaikan harga saham atau harga saham cenderung menguat. Namun lagi-lagi, tidak ada yang pasti tentang investasi saham.

Window dressing adalah strategi yang digunakan oleh para Manajer Investasi untuk memperindah portofolio sahamnya sebelum di presentasikan ke pemegang saham atau klien.

5. Earning Season

Musim jual beli saham yang terakhir adalah earning season. Di musim ini biasanya laporan keuangan dari banyak perusahaan dipublikasikan. Perusahaan publik yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), wajib untuk melaporkan laporan keuangannya, secara rutin setiap kuartalan atau setiap tiga bulan.

Perusahaan akan melaporkan kinerja keuangan periode yang berakhir pada Maret, Juni, September, dan Desember pada April, Juli, Oktober dan Januari.

Pergerakan harga saham akan dapat terlihat dari hasil kinerja perusahaan. Jika kinerjanya baik maka harga saham juga akan naik, dan sebaliknya jika kinerja perusahaan sedang tidak baik-baik saja, harga saham juga akan turun.

Demikian lima musim di pasar modal yang dapat dicatat oleh para investor maupun trader untuk menjadi acuan jual beli saham di momen yang tepat.


(mkh/mkh)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Danantara Dibentuk, Bisa Bikin Pasar Saham RI Lebih Bergairah?

Next Article Pegang Dividen Rp100 Miliar, Ini Rahasia Investasi Saham Lo Kheng Hong

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|