PT Garuda Indonesia mengaku fokus melakukan perbaikan dan transformasi secara menyeluruh ketimbang mendatangkan pesawat dari Boeing. (ilustrasi)
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Garuda Indonesia mengaku fokus melakukan perbaikan dan transformasi secara menyeluruh ketimbang mendatangkan pesawat dari Boeing. Wakil Direktur Utama Garuda Indonesia, Thomas Sugiarto Oentoro, mengatakan manajemen mengkaji ulang seluruh aspek bisnis perusahaan, termasuk rencana penambahan pesawat baru.
“Sebelumnya memang di 2026 ini kita sudah mencanangkan untuk (menambah) pesawat baru, tapi sedang kita kaji ulang karena kita sudah ada direktur transformasi,” ujar Thomas saat public expose Garuda Indonesia di Jakarta, Kamis (27/11/2025).
Thomas menyampaikan manajemen baru Garuda Indonesia saat ini tengah membenahi empat pilar utama, yakni service, business, operational, dan digital transformation. Ia menjelaskan perbaikan aspek pelayanan meliputi sebelum penerbangan, saat penerbangan, dan setelah penerbangan.
“Kalau dari sistem digital, kita juga akan memberikan kemudahan bagi pelanggan bisa memakai aplikasi Garuda untuk memesan dan membayar tiket,” ucap Thomas.
Selain itu, lanjut Thomas, Garuda Indonesia Group juga berkomitmen memperbaiki sejumlah armada yang saat ini berstatus grounded. Ia berharap perbaikan menyeluruh dapat memulihkan kinerja perusahaan lebih positif pada tahun depan.
“InsyaAllah kalau sekarang ini kita bisa perbaiki kinerja dalam operation, kita harapkan itu bisa membawa dampak positif kepada kuartal II (2026),” kata Thomas.
Direktur Teknik Garuda Indonesia, Mukhtaris, mencatat 34 pesawat Garuda Indonesia dan Citilink berada dalam status grounded. Mukhtaris menyebut terdapat 31 armada Citilink dari total 56 pesawat dan 58 armada dari total 72 pesawat Garuda Indonesia yang saat ini beroperasi.
“Nanti sebelum peak season, Citilink akan menerbangkan total 36 pesawat,” kata Mukhtaris.

2 hours ago
2














































