SPPG Semin Ditutup Akibat Keracunan, Diminta Urus Sertifikat SHLS

3 hours ago 3

SPPG Semin Ditutup Akibat Keracunan, Diminta Urus Sertifikat SHLS Kondisi SPPG Pandanan di Kalurahan Sumberejo, Semin yang ditutup sementara karena adanya dugaan keracunan. Senin (29/9/2025).Harian Jogja - David Kurniawan

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Dapur Sehat di Padukuhan Pandanan, Sumberejo, Semin Gunungkidul ditutup sementara karena adanya dugaan keracunan. Penutupan dipergunakan oleh pengelola untuk perbaikan sarana prasarana guna perbaikan kualitas pelayanan.

Perwakilan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau Dapur Sehat Padanan, Sumberejo, Didik Rubiyanto mengatakan, tidak menampik adanya penutupan operasional dapur sehat untuk melayani makan bergizi gratis. Penutupan berlangsung sejak Sabtu (27/9/2025) hingga batas waktu yang belum ditentukan.

Kebijakan ini mengacu pada Surat Badan Gizi Nasional (BGN) No: 537/D.TWS/09/2025. Surat ini muncul berdasarkan atas laporan pengaduan dari Kepala SPPG Gunungkidul melalui Kepala Regional DIY tentang Dugaan Keracunan tertanggal 15 September 2025.

“Operasional kami sejak 11 September, tapi karena adanya dugaan keracunan maka ditutup sementara,” kata Didik saat ditemui, Senin (29/9/2025).

BACA JUGA: Dua RTLH di Jogja Diperbaiki, Pemkot Pakai Sistem Gotong Royong

Pihaknya tidak memermasalahkan kebijakan ini karena selama ditutup dipergunakan untuk sejumlah perbaikan. Perbaikan dilakukan sebagai upaya memperkuat kualitas pelayanan saat kembali beroperasi.

“Kami yakin dalam waktu tiga hari sudah bisa beroperasi kembali,” ungkapnya.

Selama operasional Dapur Sehat ditutup dipergunakan untuk perbagian sarana prasarana pendukung pengoperasian. Sebgai contoh, untuk sarana prasarana dilakukan perbaikan untuk sanitasi hingga drainanse di lokasi tempat memasak.

Tak hanya itu, sambung Didik, pengelola juga mulai mengurus sejumlah izin untuk memastikan menu yang disajikan aman dan layak dikonsumsi. Langkah pertama dilakukan dengan mengurus sertifikasi halal ke instansi terkait.

“Besok aka nada pelatihan dari kemenag tentang masalah sertifikasi halal. Kami, juga berupaya agar koki yang dimiliki mempunyai sertifikat keahlian memasak,” katanya.

Di sisi lain, juga ada upaya mengurus Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) di Dinas Kesehatan Gunungkidul. Bukti sertifikat ini sedang diurus karena menjadi prasyarat agar bisa beroperasi kembali.

“Tentunya kami persiapkan dengan baik agar sesuai dengan ketentuan sehingga dalam pengoperasian dapat berjalan lancar,” katanya.

Disinggung mengenai dugaan keracunan, pihaknya sudah melakukan penyelidikan. Adapun hasilnya, dari 3.000-an anak yang dilayani hanya terindikasi tidak lebih dari 19 anak yang diduga keracunan.

Setelah dilakukan penyelidikan, kata Didik, ditemukan bukti bahwa siswa bersangkutan mengalami keluhan sejak dari rumah. “Hingga sekarang kami masih menunggu hasil pengambilan sampel terkait dengan dugaan keracunan tersebut, tapi belum keluar,” katanya.

BACA JUGA: Kolesterol Tinggi Ancam Usia Produktif, Waspadai Gejalanya

Kepala Dinas Pendidikan Gunungkidul, Nunuk Setyowati berharap dugaan keracunan dalam program Makan Bergizi Gratis tidak terulang. Oleh karenannya, ia meminta kepada pihak sekolah untuk ikut mengawasi, salah satunya dengan mendokumentasikan menu yang disajikan setiap harinya.

“Pihak sekolah nanti bisa melaporkan ke pengawas untuk kemudian dilaporkan ke dinas. Tentunya dengan memfoto menu harian bisa mengetahui kondisi makanan yang diberikan kea nak-anak,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|