Tingkatkan Likuditas, BEI Luncurkan Fitur Transaksi Repo di SPPA

4 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi meluncurkan fitur baru Transaksi Repurchase Agreement (Repo) pada Sistem Penyelenggara Pasar Alternatif (SPPA) pada Senin (10/3/2025).

Langkah ini bertujuan meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan likuiditas perdagangan surat utang serta pasar uang bagi bank, Bank Pembangunan Daerah (BPD), dan Perusahaan Efek.

Dengan fitur baru ini, Pengguna Jasa SPPA kini dapat melakukan transaksi Repo dengan underlying Surat Utang Negara (SUN). Kehadiran Transaksi Repo ini melengkapi fitur transaksi outright (jual putus) yang sudah tersedia di platform SPPA BEI.

Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik menyatakan bahwa transaksi Repo dengan underlying SUN di platform yang sama dengan transaksi jual beli SUN akan menjadikan SPPA sebagai pusat likuiditas perdagangan surat utang di Indonesia. Fitur ini memudahkan bank, BPD, Perusahaan Efek, dan money broker dalam memantau pasar surat utang dan pasar uang dalam satu platform.

"SPPA juga menawarkan proses perdagangan sampai dengan post trade yang straight-through-procesing (STP), sehingga menjawab kebutuhan industri atas mekanisme transaksi di pasar uang," ungkap Jeffrey dalam Konferensi Pers, di Bursa Efekg Indonesia (BEI), di Jakarta, Senin, (10/3/2025).

Peluncuran SPPA Repo ini menandai peran aktif BEI dalam pengembangan dan penguatan pasar keuangan nasional. Sejalan dengan strategi digitalisasi dan penguatan infrastruktur pasar keuangan oleh Bank Indonesia, SPPA Repo ditargetkan menjadi bagian utama dari ekosistem pasar keuangan Indonesia.

SPPA diharapkan akan mengembankan ekosistem perdagangan surat utang dan pasar uang di Indonesia. BEI berkomitmen memberikan layanan terbaik agar pelaku pasar mendapatkan harga optimal, mekanisme perdagangan yang sesuai best practice, serta proses post-trade yang efisien.

BEI juga berharap SPPA dapat menjadi platform bersama bagi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Kementerian Keuangan, dan Bank Indonesia. SPPA diharapkan mampu menjadi media kuotasi harga oleh Primary Dealers serta mendukung pengambilan keputusan dalam kebijakan fiskal dan moneter.

Pada tahun 2024, SPPA mencatat kinerja transaksi surat utang yang cemerlang dengan total nilai transaksi Rp246,1 triliun. Market share Interdealer Domestic meningkat menjadi 16%, dengan pertumbuhan nilai transaksi sebesar 76% dan market share sebesar 77% dibandingkan tahun sebelumnya.

Saat ini, terdapat 39 Pengguna Jasa SPPA yang dapat memanfaatkan transaksi Repo Surat Utang sejak awal tahun ini. Angka ini meningkat 95% dibandingkan saat awal implementasi dan diprediksi terus bertambah melalui sosialisasi dan sinergi BEI dengan pelaku pasar.

Dengan fitur Transaksi Repo yang semakin melengkapi layanan, SPPA BEI diharapkan menjadi pilihan utama bagi pelaku pasar surat utang dan pasar uang di Indonesia. SPPA juga akan terus mengembangkan sistem yang efisien dan aman untuk mendukung keberlanjutan pasar modal serta pasar uang nasional.


(haa/haa)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Langkah BEI Cegah Asing Terus Hengkang dari RI

Next Article Investor Wajib Tahu, Ini Jadwal Libur Bursa Tahun 2025

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|