Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah akan memberikan stimulus ekonomi berupa diskon tarif listrik sebesar 50% untuk para pelanggan dengan daya 2.200 VA ke bawah. Diskon tersebut berlaku mulai Januari hingga Februari 2025 mendatang.
Executive Vice President Komunikasi Korporat & TJSL PLN Gregorius Adi Trianto menjelaskan, diskon 50% bagi pelanggan pascabayar akan dinikmati secara otomatis ketika pelanggan melakukan pembayaran tagihan listrik untuk periode bulan Januari dan Februari 2025.
Sementara, bagi pelanggan prabayar cukup membeli setengah (50%) dari biasanya untuk mendapatkan energi (kWh) yang sama di manapun, baik itu di PLN Mobile, di ritel-ritel, atau pun di agen-agen.
"Untuk pembelian token listrik pada pelanggan prabayar dan diskon tagihan pelanggan pascabayar diberlakukan ketentuan sesuai jam nyala maksimal dan daya terpasang pelanggan," kata Greg kepada CNBC Indonesia, Selasa (24/12/2024).
Berdasarkan penelusuran CNBC Indonesia pada pusat pelayanan pelanggan melalui PLN Mobile, disebutkan bahwa diskon tarif listrik 50% untuk pembelian token berlaku batas maksimal setara dengan pemakaian listrik selama 720 jam nyala per bulan.
"Jika pembelian token melebihi batas tersebut, maka token tambahan akan dikenakan tarif normal."
Dengan ketentuan tersebut, maka masyarakat tidak dapat memanfaatkan momentum diskon ini untuk menimbun token listrik sebanyak-banyaknya.
Berikut ketentuan batas maksimal pembelian token listrik dengan diskon 50% berdasarkan daya listrik pelanggan dan perkiraan biaya pengeluaran maksimal per bulannya:
1. Daya 450 VA:
Maksimal pembelian token 324 kWh (setara 720 jam nyala) per bulan.
Dalam kondisi normal, biaya maksimal pengeluaran tarif listrik per bulannya diperkirakan bisa mencapai Rp 134.460. Hitungan ini berasal dari tarif listrik daya 450 VA sebesar Rp 415 per kWh, dikalikan dengan maksimal penggunaan listrik dalam kWh atau dalam hal ini 324 kWh.
Dengan adanya diskon 50%, maka maksimal biaya yang dikeluarkan pelanggan 450 VA pada Januari-Februari 2025 diperkirakan sebesar Rp 67.230 per bulan.
2. Daya 900 VA:
Maksimal pembelian token setara 648 kWh (setara 720 jam nyala) per bulan.
Dalam kondisi normal, biaya maksimal pengeluaran tarif listrik per bulannya diperkirakan bisa mencapai Rp 876.096. Hitungan ini berasal dari tarif listrik daya 900 VA non subsidi sebesar Rp 1.352 per kWh, dikalikan dengan maksimal penggunaan listrik dalam kWh atau dalam hal ini 648 kWh.
Dengan adanya diskon 50%, maka maksimal biaya yang dikeluarkan pelanggan 900 VA pada Januari-Februari 2025 diperkirakan sebesar Rp 438.048 per bulan.
3. Daya 1.300 VA:
Maksimal pembelian token setara 936 kWh (setara 720 jam nyala) per bulan.
Dalam kondisi normal, biaya maksimal pengeluaran tarif listrik per bulannya diperkirakan bisa mencapai Rp 1,35 juta. Hitungan ini berasal dari tarif listrik daya 1.300 VA sebesar Rp 1.444,70 per kWh, dikalikan dengan maksimal penggunaan listrik dalam kWh atau dalam hal ini 936 kWh.
Dengan adanya diskon 50%, maka maksimal biaya yang dikeluarkan pelanggan 1.300 VA pada Januari-Februari 2025 diperkirakan sebesar Rp 676.000 per bulan.
4. Daya 2.200 VA:
Maksimal pembelian token setara 1.584 kWh (setara 720 jam nyala) per bulan.
Dalam kondisi normal, biaya maksimal pengeluaran tarif listrik per bulannya diperkirakan bisa mencapai Rp 2,28 juta. Hitungan ini berasal dari tarif listrik daya 2.200 VA sebesar Rp 1.444,70 per kWh, dikalikan dengan maksimal penggunaan listrik dalam kWh atau dalam hal ini 1.584 kWh.
Dengan adanya diskon 50%, maka maksimal biaya yang dikeluarkan pelanggan 2.200 VA pada Januari-Februari 2025 diperkirakan sebesar Rp 1,14 juta per bulan.
(wia)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Jaga Kelancaran Nataru, PLN Kerahkan 81 Ribu Personel
Next Article Daftar Terbaru Tarif Listrik Non Subsidi, Berlaku 7 Oktober 2024