Warga Rusun Jakarta Marah Besar, Protes Tarif Air Naik 71%

2 months ago 32

Jakarta, CNBC Indonesia - Pengguna apartemen di Jakarta harus siap-siap merogoh kocek lebih dalam untuk biaya hidup termasuk dalam biaya iuran pemeliharaan lingkungan (IPL). Berdasarkan Surat Sosialisasi  Keputusan Gubernur (Kepgub) No 730/ 2024 tentang Tarif Air Minum Perusahaan Umum Daerah Air Minum Jaya kepada Persatuan Perhimpunan Penghuni Rumah Susun Indonesia (P3RSI), biaya air di rumah susun bakal naik.

Tidak tanggung-tanggung, kenaikannya mencapai 71% dari Rp12.550/m3 menjadi Rp21.500/m3.

"Kenaikan biaya ini membuat kami kaget, masa bisa naik 71%, sedangkan inflasi aja cuma 3%. Kalau seperti ini biaya IPL termasuk air dan listrik dari pengguna apartemen di Jakarta juga bisa membengkak, misal yang biasa bayar Rp 1 juta bisa naik ke Rp 1,5 jutaan," kata Ketua P3RSI Adjit Lauhatta kepada CNBC Indonesia, Kamis (6/2/2025).

Dalam tabel layanan baru, menempatkan rumah susun sebagai apartemen yang merupakan hunian sama dengan gedung bertingkat tinggi komersial, kondominium, dan pusat perbelanjaan yang tarifnya sebesar Rp21.500 per m3. Akibatnya pengguna rumah susun seperti di Kalibata bisa jadi membayar lebih mahal dibanding perumahan elite.

"Di Kalibata saja udah ada 13.500 unit, total yang bisa kena pasti di atas 100 ribu unit di seluruh Jakarta. Masa biaya air di apartemen Kalibata bisa lebih mahal dari rumah elite di Pondok Indah, ini kan ngga masuk akal. Padahal orang yang tinggal di apartemen umumnya menengah ke bawah, kalau orang kaya tinggalnya di rumah tapak," kata Adjit.

Salah satu masalah utama dalam pengenaan tarif air bersih ini adalah penetapan golongan apartemen/rumah susun disamakan dengan gedung bertingkat tinggi komersial, kondominium, dan pusat perbelanjaan. Padahal fungsi dan peruntukannya berbeda.

"Rumah susun yang disebut juga apartemen itu kan fungsi dan peruntukannya adalah hunian. Apartemen atau rumah susun adalah hunian, sedangkan lainnya untuk komersial. Jadi tidak adil kalau kami disamakan dengan perkantoran dan pusat perdagangan. Kami pun bayar air bersih lebih mahal dibandingkan rumah tipe besar yang ada di Pondok Indah,"

Warga dari banyak rumah susun masih menanggung perawatan instalasi air bersih di gedungnya yang mencapai miliaran rupiah setiap tahunnya. Situasi ini memberatkan bagi masyarakat apartemen, apalagi sebelumnya juga sempat terkena isu pajak IPL.

"Kalau seperti ini orang yang berminat untuk tinggal di rumah susun bakal semakin sedikit," kata Adjit.


(dce)

Saksikan video di bawah ini:

Air Bersih Untuk Desa Pesisir, Kolaborasi Masyarakat dan PIK2

Next Article Ada Bocoran IPL Rusun-Apartemen Kena PPN 11%, Ini Bukti Suratnya

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|