Jakarta, CNBC Indonesia - Perang Arab masih terus terjadi. Serangan masih terus dilakukan Israel, ke Gaza, Lebanon bahkan Suriah.
Dalam update terbaru pernyataan mengejutkan datang dari AS yang membantah genosida di Gaza. Pertemuan rahasia juga dilakukan Elon Musk dan Iran.
Berikut update-nya dirangkum CNBC Indonesia, Jumat (15/11/2024)
1.Drone Israel Serang Kamp Pengungsi Gaza Lagi
Setidaknya empat warga Palestina, termasuk anak-anak, tewas, Kamis. Ini ketika drone Israel mengebom sebuah tenda yang menampung orang-orang terlantar di kamp pengungsi Bureij di Gaza bagian tengah.
Sebelumnya kematian di Gaza meningkat menjadi 43.730 karena serangan Israel, kemarin. Dalam 24 jam, ada 24 orang terbunuh.
2.Serangan Terbaru Israel Tewaskan 16 Orang di Lebanon
Lebanon mengatakan 16 orang tewas dalam serangan Israel pada hari Rabu. Sementara itu, ada 18 lainnya luka-luka pada hari yang sama.
Jumlah korban tewas sejak dimulainya permusuhan pada tanggal 8 Oktober kini mencapai 3.386 orang tewas dan 14.417 lainnya luka-luka. Kementerian tersebut mengatakan 220 anak-anak termasuk di antara korban.
3.AS Sanksi Perusahaan Minyak
AS mengumumkan sanksi terhadap 26 orang, perusahaan, dan kapal yang diduga terkait dengan konglomerat Suriah terkait Iran. Mereka diyakini menghasilkan ratusan juta dolar dengan menjual minyak atas nama Teheran dan proksinya.
Departemen Keuangan AS mengatakan ini terkait Perusahaan Al-Qatirji, yang dituduhnya menghasilkan pendapatan besar bagi Houthi dan Korps Garda Revolusi Islam-Pasukan Quds (IRGC-QF).
"Perusahaan tersebut melakukan ini dengan menjual minyak Iran ke Suriah dan China," kata Departemen Keuangan AS.
"Iran semakin bergantung pada mitra bisnis utama seperti Perusahaan Al-Qatirji untuk mendanai aktivitas destabilisasinya dan jaringan proksi teroris di seluruh kawasan," kata penjabat wakil menteri keuangan untuk terorisme dan intelijen keuangan, Bradley Smith.
4.Lebanon Kerahkan Pasukan
Kepala pasukan penjaga perdamaian PBB (UNIFIL) yang memantau wilayah selatan Lebanon mengatakan pengerahan kembali pasukan Lebanon di sana sangat penting. Ini menjadi solusi atas bentrokan Hizbullah-Israel selama lebih dari setahun yang meningkat menjadi perang pada bulan September.
"Pengerahan kembali pasukan bersenjata Lebanon merupakan elemen yang sangat penting untuk penyelesaian yang langgeng," kata Wakil Sekretaris Jenderal untuk Operasi Perdamaian Jean-Pierre Lacroix mengatakan kepada wartawan selama pengarahan di wilayah Beirut, di akhir kunjungan tiga hari.
Dalam sebuah wawancara bulan lalu, Perdana Menteri (PM) Lebanon Najib Mikati mengatakan kepada AFP bahwa negaranya siap untuk meningkatkan kehadiran tentara di selatan. Dari sekitar 4.500 menjadi sedikitnya 11.500 tentara setelah gencatan senjata.
"PBB menghargai komitmen pemerintah Lebanon untuk melanjutkan perekrutan dan pelatihan lebih banyak serta meningkatkan tingkat kesiapan angkatan bersenjata Lebanon," tambah Lacroix.
Wilayah selatan yang dimaksud adalah "Garis Biru" yang diatur dalam resolusi PBB tahun 1978. Ini memisahkan Lebanon dan Israel.
UNIFIL sendiri memiliki lebih dari 9.300 tentara di sana. Namun kerap kini kerap menjadi sasaran perang Israel di Lebanon dengan dalih Hizbullah.
5.Israel Buldoser Bangunan di Yerussalem Timur
Israel telah merobohkan bangunan-bangunan di area Yerusalem Timur yang dianeksasi yang terletak di dekat beberapa tempat suci terpenting di kota itu. Ini memicu kekhawatiran dari warga Palestina, aktivis, dan pemerintah asing.
"Mereka mencoba menghancurkan kami," kata seorang warga lingkungan Silwan tempat pasukan polisi Israel pada hari Rabu merobohkan sebuah pusat budaya dan perkemahan protes, dengan alasan pembangunan yang tidak sah, Fakhri Abu Diab.
Bangunan-bangunan itu terletak di area Al-Bustan, Silwan, dekat Kota Tua Yerusalem yang merupakan rumah bagi banyak tempat ibadah. Ini juga tempat aktivitas pemukim Israel meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
"Dari sinilah pesan-pesan kepada masyarakat kita dan dunia terpancar," kata Abu Diab, yang rumahnya, bersama beberapa rumah lainnya, hancur dalam pembongkaran lain minggu lalu.
Aneksasi Israel dilakukan sejak tahun 1967. Tindakan ini tak diakui PBB meski terus dilakukan Israel.
6.AS Bantah Israel Genosida Gaza
AS kembali membela Israel. Negeri itu mengatakan "tidak setuju" dengan temuan komite PBB bahwa metode perang Israel konsisten dengan genosida.
Ini terkait laporan Komite Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang menyebut Israel menggunakan kelaparan sebagai taktik perang. AS berdalih tuduhan itu tak berdasar.
"Ini adalah sesuatu yang sangat tidak kami setujui," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Vedant Patel.
"Kami pikir ungkapan dan tuduhan semacam itu tentu tidak berdasar," katanya.
AS juga pernyataan Human Rights Watch tentang kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza. Lembaga itu mengatakan Israel melakukan pemindahan paksa warga Gaza, selama setahun, yang merupakan kejahatan kemanusiaan.
"Pemindahan paksa warga Palestina akan menjadi garis merah bagi Amerika Serikat dan tidak konsisten dengan prinsip-prinsip yang ditetapkan pada awal perang oleh Menteri Luar Negeri Antony Blinken dan sekutu Kelompok Tujuh," klaim Patel lagi.
"Sangat konsisten dan dapat diterima untuk meminta warga sipil untuk mengungsi dari area tertentu saat mereka melakukan operasi militer tertentu, dan kemudian agar mereka dapat pulang," ujarnya.
"Kami belum melihat adanya pemindahan paksa secara khusus," tambahnya.
7.Israel Bombardir Suriah
Israel kini makin sering membombardir Suriah. Serangan Kamis, dilaporkan menewaskan 20 orang.
Israel mengatakan bahwa serangan menyasar militan Palestina dan pejuang yang didukung Iran. Serangan yang meningkat ini dilakukan saat Israel juga mengeskalasi gempurannya di Lebanon.
Dilaporkan bahwa serangan ini bertepatan dengan kunjungan resmi penasihat senior pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, Ali Larijani, ke Damaskus. Ia diagendakan melakukan pembicaraan dengan Presiden Suriah Bashar al-Assad.
"Jumlah korban tewas akibat serangan Israel di lingkungan Mazzeh dan Qudsaya meningkat menjadi 20 orang, selain 21 lainnya yang terluka," kata Syrian Observatory for Human Rights yang berpusat di Inggris.
Lingkungan Mazzeh, yang menjadi lokasi kedutaan besar, kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan markas besar keamanan, telah menjadi sasaran serangan sebelumnya yang dituduhkan kepada Israel. Qudsaya terletak di pinggiran Damaskus.
8.Lebanon Rugi Rp 79 T karena Perang
World Bank (Bank Dunia) melaporkan bagaimana kekerasan yang kini berubah menjadi perang telah merugikan Lebanon. Bahkan nilainya mencapai lebih dari US$5 miliar (sekitar Rp 79 triliun).
Lebanon sendiri memang telah terhuyung-huyung sejak 2019. Krisis ekonomi yang hebat telah mendorong sebagian besar penduduk ke dalam kemiskinan.
"Konflik tersebut telah menyebabkan kerugian ekonomi sebesar US$5,1 miliar... dengan kerusakan pada bangunan fisik yang berjumlah setidaknya US$3,4 miliar di atas semua itu," muat laman tersebut dikutip AFP.
"Kerugian tersebut sebagian besar terkonsentrasi di sektor perdagangan, pariwisata, dan perhotelan... serta di sektor pertanian", tambahnya.
Bank Dunia pun kini kini memangkas pertumbuhan PDB riil Lebanon. Di 2024, pertumbuhan dipangkas hingga 6,6%.
"Ini memperparah kontraksi ekonomi tajam yang berkelanjutan selama lima tahun di Lebanon yang telah melampaui 34% dari PDB riil, kehilangan pertumbuhan ekonomi yang setara dengan 15 tahun," kata Bank Dunia lagi.
9.Eropa Kecam Israel
Eropa mengecam Israel. Ini setidaknya terlihat dari laporan AlJazeera, merujuk Belgia dan Inggris.
Kementerian luar negeri Belgia mengecam keras pernyataan menteri ekonomi sayap kanan Israel, Bezalel Smotrich. Ia sebelumnya menyerukan "menjalankan kedaulatan" atas Tepi Barat, Palestina, yang diduduki.
"Pencaplokan Tepi Barat secara mencolok melanggar hukum internasional dan hak-hak rakyat Palestina. Provokasi yang tidak perlu ini hanya akan semakin meningkatkan konflik," kata kementerian tersebut.
Sebelumnya Menteri Inggris untuk Timur Tengah dan Afrika Utara, Hamish Falconer, juga mengecam tindakan Israel tersebut. Ia mengatakan hal senada, di mana pernyataan Smotrich tak menyelesaikan konflik.
10.Elon Musk Diam-Diam Bertemu Iran
Sementara itu, Elon Musk, miliarder teknologi yang bersekutu erat dengan Presiden terpilih AS Donald Trump, bertemu duta besar Iran untuk PBB dalam upaya meredakan ketegangan di pemerintahan berikutnya. Hal ini dimuat The New York Times, sebagaimana dilaporkan AFP, Kamis.
Surat kabar tersebut mengutip sumber anonim Iran. Ia menggambarkan pertemuan antara orang terkaya di dunia dan Duta Besar Amir Saeid Iravani sebagai "positif.
(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Perang Arab Makin Gila, Israel Gempur Pangkalan Militer Iran
Next Article 8 Update Perang Arab: Hizbullah Ngamuk-Fakta Baru Ledakan Lebanon