Jakarta, CNBC Indonesia - Perang di Eropa yang melibatkan Rusia dan Ukraina makin memberi kekhawatiran akan pecahnya perang dunia 3 (PD 3). Hal ini terjadi pasca Amerika Serikat (AS) mengizinkan Ukraina menggunakan senjata jarak jauhnya, Army Tactical Missile System (ATACMS), menyerang kota-kota Rusia.
Selasa, rudal maut itu juga telah digunakan Kyiv untuk menembak sejumlah target di Bryansk, Rusia. Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov yang berada di KTT G20 Brasil dengan tegas meneriakkan hal tersebut adalah "peningkatan perang".
Presiden Rusia Vladimir Putin juga membalas dengan menandatangani doktrin nuklir baru yang tampaknya dimaksudkan sebagai "peringatan" bagi Washington. Doktrin tersebut menurunkan batas kapan Rusia dapat menggunakan senjata atom untuk menanggapi serangan yang mengancam integritas teritorialnya.
Dokumen yang diperbarui sekarang menyatakan bahwa setiap agresi terhadap Rusia oleh negara non-nuklir, jika didukung oleh kekuatan nuklir, akan dianggap sebagai serangan bersama. Doktrin tersebut juga menyatakan bahwa Rusia dapat menggunakan senjata nuklir jika terjadi ancaman kritis terhadap kedaulatan dan integritas teritorialnya (dan sekutunya, Belarus), dan bahwa peluncuran rudal balistik terhadap Rusia akan terlihat di antara kondisi yang dapat menjamin respons menggunakan senjata nuklir.
Lalu apa saja update terbarunya? Berikut rangkuman CNBC Indonesia Kamis (21/11/2024).
Kedutaan AS di Ukraina "Shutdown"
Rabu Kedutaan Besar AS di ibu kota Ukraina, Kyiv, ditutup sementara karena ancaman serangan udara. Tak pasti apakah ancaman tersebut berasal dari Moskow, namun Juru Bicara Gedung Putih Matthew Miller menegasan kedutaan terpaksa ditutup sebagai tindakan pencegahan keselamatan.
"Kedutaan Besar AS di Kyiv telah menerima informasi spesifik tentang potensi serangan udara yang signifikan pada tanggal 20 November," kata kedutaan tersebut di situs webnya.
Semua anggota NATO juga melakukan hal yang sama. Seperti Kanada, Yunani, Hungaria, Italia, dan Spanyol.
Negara LatAm Respons Eskalasi Perang Rusia-Ukraina
Empat negara Amerika Latin yang tergabung dalam LaTam yakni Brasil, Chili, Kolombia dan Meksiko menyerukan upaya bersama menghindari tindakan yang akan "meningkatkan perlombaan senjata" dalam perang Ukraina. Mengutip AFP, pernyataan bersama ini muncul setelah Ukraina menembakkan rudal jarak jauh ke wilayah Rusia dengan izin AS, yang memicu peringatan pembalaan dari Rusia.
Keempat negara tersebut mengatakan bahwa tindakan tersebut akan memperburuk konflik. Mereka mendesak semua pihak yang terlibat untuk memenuhi komitmen internasional mereka dan memprioritaskan dialog serta mencari perdamaian di wilayah tersebut.
Seruan Terbaru Presiden China Xi Jinping
Presiden China Xi Jinping juga menyerukan "lebih banyak suara" untuk mengakhiri perang di Ukraina. Hal ini diberitakan kantor berita pemerintah, Xinhua, meliput kunjungan Xi ke KTT G20 Brasil.
Xi menyampaikan seruannya itu di tengah kunjungan kenegaraan ke Brasilia, di mana ia dijamu Presiden Brasil Llua da Silva. Kedua negara disebut telah mengajukan proposal perdamaian bersama perang Rusia-Ukraina yang didukung Moskow tapi ditolak Kyiv.
"Ingin melihat lebih banyak suara yang berkomitmen untuk perdamaian guna membuka jalan bagi solusi politik bagi krisis Ukraina," tulis laman itu mengutip pernyataan Xi.
Ukraina Tembak Bom Inggris ke Rusia
Sementara itu, dalam pemberitaan terbaru sejumlah media Inggris, Ukraina dilaporkan telah menembakkan rudal Storm Shadow, yang dipasok negara itu, ke Rusia. Ini merupakan untuk pertama kalinya, senjata mematikan yang bisa menembus bunker dan gudang amunisi tersebut digunakan dalam perang di Eropa itu.
"Beberapa rudal diluncurkan terhadap setidaknya satu target militer Rusia," tulis The Financial Times, mengutip seorang pejabat Barat yang tidak disebutkan namanya.
"Sumber pemerintah telah mengonfirmasi penggunaan rudal jarak jauh untuk pertama kalinya," tambahnya.
Hal sama juga dimuat The Guardian. Dikatakan bahwa Inggris telah memberi Ukraina izin untuk menggunakan rudal di Rusia sebagai tanggapan atas pengerahan pasukan Korea Utara oleh Moskow di perbatasan.
Media Ukraina mengunggah rekaman video udara dari pesawat nirawak yang memperlihatkan serangkaian ledakan di tempat yang tampaknya merupakan kawasan permukiman pedesaan. Mereka menyebut lokasi tersebut sebagai Maryino.
Para blogger militer pro-Rusia menulis bahwa sekitar selusin rudal Storm Shadow ditembakkan ke sasaran di wilayah perbatasan Kursk. Sebagian wilayah Rusia itu kini dikuasai oleh pasukan Ukraina.
Reaksi Terbaru NATO
Di sisi lain, ribuan tentara NATO kini bersiaga di "halaman belakang" Rusia. Ini terkait latihan artileri berskala besar di Arktik Finlandia bulan ini.
AFP menulis sekitar 3.600 tentara dari Amerika Serikat (AS), Swedia, Inggris, Prancis, dan anggota NATO lainnya akan melakukan latihan tembak langsung sepanjang November di daerah perbukitan Rovajarvi yang bersalju. Ini merupakan bagian dari latihan artileri NATO terbesar yang pernah diadakan di Eropa, yang dijuluki Dynamic Front 25, mencakup latihan di Estonia, Jerman, Rumania, dan Polandia yang melibatkan total sekitar 5.000 tentara.
Direktur latihan Dynamic Front 25 di Finlandia, Kolonel Janne Makitalo, mengatakan tujuan utamanya adalah untuk melatih dan mengembangkan interoperabilitas dalam unit artileri aliansi. Termasuk mempersiapkan pasukan untuk kondisi Arktik yang keras, setelah Norwegia, Swedia, dan Finlandia semuanya menjadi anggota NATO.
"Tentu saja ini mengirimkan pesan bahwa kami dapat berlatih bersama dan kami sedang mengembangkan aset kami," katanya kepada wartawan.
"Artileri pada dasarnya adalah raja dan ratu medan perang, seperti yang telah kita lihat dari pengalaman pertempuran di Ukraina," kata Makitalo.
Ia menepis anggapan bahwa NATO dapat memprovokasi Moskow. Apalagi dengan memamerkan kekuatan militernya di halaman belakang Rusia.
"Ini bukan semacam unjuk kekuatan," tegasnya menambahkan ergabungnya Finlandia dengan NATO membawa 280.000 tentara ke sisi utara aliansi.
Namun, seorang peneliti di Institut Urusan Internasional Finlandia, Joel Linnainmaki, mengatakan latihan tempur besar-besaran tersebut harus ditafsirkan sebagai pesan kepada Rusia. Finlandia sendiri hanya berada sejauh 1.340 kilometer (km) dari Kremlin.
"Latihan NATO ini semakin dimaksudkan untuk menunjukkan kepada negara lain, dalam hal ini khususnya Rusia tentunya, bahwa aliansi itu bersatu dan mampu membela anggotanya," katanya.
Sementara itu, beberapa negara NATO mulai mempersiapkan warganya menghadapi peperangan. Ini terjadi di tengah makin memanasnya perang di Eropa yang melibatkan Rusia dan Ukraina, seiring digunakannya senjata jarak jauh buatan Amerika Serikat (AS)- Army Tactical Missile System (ATACMS)- oleh Kyiv ke Rusia dan Moskow yang memperbarui doktrin penggunaan senjata nuklirnya.
Swedia, Finlandia dan Norwegia telah bergerak menerbitkan informasi dan saran kepada penduduknya tentang cara mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan perang atau krisis tak terduga lainnya. Ketiganya mendesak warganya untuk menimbun kebutuhan pokok.
(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Rusia: AS Pertaruhkan PD 3 Karena Izinkan Ukraina Gunakan Rudal
Next Article Awas PD 3! NATO Siaga 5.000 Brigade Lapis Baja di 'Mulut' Rusia