Jakarta, CNBC Indonesia - Perkembangan terus terjadi dalam perang Rusia-Ukraina. Melewati seribu hari pertempuran, pergerakan perang belum mencapai titik-titik perdamaian.
Rusia sendiri melancarkan serangan skala besar terhadap Ukraina Timur atau Donbass pada 24 Februari 2024. Moskow berupaya merebut wilayah itu dengan alasan diskriminasi rezim Kyiv terhadap wilayah itu, yang mayoritas dihuni etnis Rusia, serta niatan Ukraina untuk bergabung bersama aliansi pertahanan Barat, NATO.
Berikut perkembangan terbarunya sebagaimana dirangkum dari beberapa sumber oleh CNBC Indonesia, Jumat (22/11/2024):
1. Rudal Inggris Hantam Rusia
Ukraina menembakkan rudal Storm Shadow buatan Inggris ke Rusia untuk pertama kalinya, Rabu. Hal ini terjadi setelah sekutu Inggris, Amerika Serikat (AS), juga memberikan izin serupa kepada Kyiv untuk menggunakan senjatanya.
Video yang diunggah ke media sosial dan diedarkan oleh blogger perang pro-Rusia menunjukkan bahwa hingga 12 rudal menghantam target yang diyakini sebagai markas komando di desa Maryno. Media Ukraina melaporkan bahwa situs tersebut mungkin telah digunakan oleh perwira Korea Utara (Korut) dan Rusia.
Gambar, yang belum dikonfirmasi, tersebar melalui aplikasi perpesanan Telegram yang menampakan pecahan rudal di suatu lokasi di wilayah Kursk. Seorang pakar senjata, Trevor Ball, yang sebelumnya bekerja di Angkatan Darat AS, mengatakan gambar yang beredar memang memperlihatkan pecahan Storm Shadow.
Tidak ada konfirmasi resmi dari Inggris. Namun Menteri Pertahanan John Healey, tampak mengisyaratkan perkembangan saat ia berbicara kepada DPR saat laporan serangan di Kursk mulai beredar. Ia juga berbicara dengan mitranya dari Ukraina, Rustem Umerov, baru-baru ini.
"Selama beberapa minggu terakhir, kami telah melihat perubahan signifikan dalam tindakan dan retorika di Ukraina, dan tindakan Ukraina di medan perang berbicara sendiri," ungkap Healey dikutip The Guardian.
Tembakan rudal Inggris ini terjadi sehari setelah Ukraina mulai menggunakan senjata jarak jauh AS, Army Tactical Missile System (ATACMS), untuk menyerang beberapa kota milik Moskow. Rusia menyatakan pasukannya menembak jatuh lima dari enam rudal jenis itu yang ditembakkan ke fasilitas militer di wilayah Bryansk.
2. Putin Tembak Rudal Balistik-Hipersonik (IRBM)
Rusia dilaporkan menembakkan rudal balistik menengah hipersonik (intermediate-range ballistic missile/IRBM) ke Ukraina, Kamis waktu setempat. Pemberitaan ini merevisi laporan sebelumnya yang mengatakan bahwa rudal yang ditembakkan adalah rudal balistik antarbenua (ICBM).
Dilaporkan IRBM ditembakkan dari wilayah Astrakhan di selatan negara tersebut dalam serangan terhadap Ukraina pada Kamis waktu setempat. Ini merupakan pertama kalinya Rusia menggunakan rudal maut baru tersebut, yang dikatakan masih dalam pengembangan, dalam perang yang telah berlangsung selama 33 bulan.
Dilansir Reuters, serangan ini menyasar infrastruktur penting dan sejumlah perusahaan di kota Dnipro, bagian tengah-timur Ukraina. Kepala wilayah Dnipropetrovsk tempat kota Dnipro berada mengatakan pemboman udara Rusia merusak sebuah pusat rehabilitasi, beberapa rumah dan sebuah perusahaan industri serta melukai dua orang.
Serangan terbaru pemerintah Presiden Vladimir Putin tersebut merupakan balasan Rusia terhadap penggunaan Storm Shadow dan ATACMS. Rusia telah memberi pesan izin AS dan Inggris merupakan eskalasi besar perang, yang bisa mengarah ke perang dunia ke-3 (PD 3).
3.Putin Sebut Perang Sudah Mengglobal
Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan pidato resmi yang disiarkan di televisi, setelah laporan serangan dilakukan Rusia ke Ukraina dengan IRBM. Ia mengatakan bahwa Moskow menyerang fasilitas militer Ukraina dengan rudal balistik baru yang dikenal sebagai "Oreshnik".
Ia memperingatkan bahwa lebih banyak lagi yang dapat menyusul. Ia bahkan menyebut perangnya dengan Ukraina sudah mengglobal karena ada provokasi dari Barat.
"Kami menganggap diri kami berhak untuk menggunakan senjata kami terhadap fasilitas militer negara-negara yang mengizinkan senjata mereka digunakan terhadap fasilitas kami," kata Putin, dikutip AFP.
"Jika terjadi peningkatan tindakan agresif, kami akan merespons dengan tegas," katanya.
"Konflik di Ukraina telah memperoleh unsur-unsur karakter global," tambahnya lagi.
Ia pun menyebut siap dengan segala skenario. Rusia, tegasnya, tak pernah ragu akan apapun.
"Kami selalu lebih suka, dan sekarang siap untuk menyelesaikan semua pertanyaan yang disengketakan dengan cara damai, tetapi kami juga siap untuk skenario apa pun," ujarnya lagi.
"Jika ada yang meragukan itu, mereka salah. Akan selalu ada respons," tegasnya.
4.Zelensky:Rusia Tetangga Gila
Sementara itu, Ukraina yang sebelumnya menuduh Rusia menembakkan ICBM untuk pertama kalinya dalam sejarah menyebut perilaku Rusia sembrono. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mencap serangan terbaru Rusia sebagai peningkatan besar "skala dan kebrutalan" perang oleh "tetangga gila".
"Itu bukti terakhir bahwa Rusia jelas tidak menginginkan perdamaian," katanya, dikutip AFP.
"Penting untuk mendesak Rusia menuju perdamaian sejati, yang hanya mungkin terjadi melalui kekuatan," tambah pemimpin Ukraina itu dalam pidato malamnya.
"Jika tidak, akan ada serangan, ancaman, dan destabilisasi Rusia yang tiada henti, dan tidak hanya terhadap Ukraina," tegasnya.
5.Respons AS-Inggris
Amerika Serikat (AS) sendiri Rusia sebenarnya telah memberi tahu Washington akan serangan terbarunya. Ini dikatakan Juru bicara Kremlin Dmitri Peskov.
"Rusoa memberi tahu tentang peluncuran rudal tersebut setengah jam sebelum ditembakkan melalui saluran telepon darurat de-eskalasi nuklir otomatis," katanya dalam pernyataan yang dikutip di media pemerintah.
Kecaman dikatakan Perdana Menteri (PM) Inggris Keir Starmer. Melalui juru bicaranya dikatakan bahwa serangan terbaru Rusia dengan IRBM adalah tindakan sembrono.
6.Respons PBB dan NATO
PBB menegaskan kembali kekhawatirannya akan perang Rusia dan Ukraina. Perekembangan terbaru perang sangat memperihatinkan.
"Perang berjalan ke arah yang salah," kata Juru bicara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, Stephane Dujarric.
Di sisi lain, juru bicara NATO Farah Dakhlallah mengatakan bahwa penggunaan rudal oleh Rusia "tidak akan mengubah arah konflik atau menghalangi" aliansi pertahanan yang dipimpin AS untuk mendukung Kyiv.
7. Rusia Ungkap Target di Negara NATO
Rusia telah menambahkan pangkalan pertahanan rudal AS yang baru-baru ini dibuka di Polandia ke dalam daftar target serangan prioritasnya. Hal ini diungkapkan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, Kamis, saat diminta untuk mengomentari pembukaan resmi pangkalan antirudal AS-NATO di desa Redzikowo, Polandia minggu lalu dan pernyataan Warsawa bahwa fasilitas ini secara langsung ditujukan terhadap Rusia.
"Pembukaan pangkalan itu adalah langkah provokatif lainnya dalam serangkaian tindakan yang sangat tidak stabil oleh Amerika dan sekutu mereka di NATO di bidang strategis," ungkapnya.
Zakharova menyatakan bahwa langkah itu adalah bagian dari kebijakan destruktif selama puluhan tahun untuk mendekatkan infrastruktur militer NATO ke perbatasan Rusia. Menurutnya, ini mengarah pada "merusak stabilitas strategis" dan peningkatan risiko strategis dan "tingkat bahaya nuklir secara keseluruhan".
Ia mencatat bahwa fasilitas di Redzikowo memiliki potensi yang jelas untuk melemahkan kekuatan pencegah Rusia. Mengingat, tambahnya, sifat dan tingkat ancaman yang timbul dari jenis fasilitas militer Barat ini.
"Pangkalan tersebut telah ditambahkan ke dalam daftar target prioritas untuk potensi penghancuran," ujarnya.
8.China Teriak Perang Nuklir di Depan Mata
China buka suara terkait kekhawatiran meningkatnya perang di dunia saat ini. China mendesak semua pihak tenang dan menahan diri.
Pernyataan dikeluarkan pasca Rusia mengeluarkan ancaman nuklir, dengan merubah doktrin syarat penggunaan senjata atomnya. Sehari sebelumnya Amerika Serikat (AS) mengizinkan Ukraina menggunakan rudal jarak jauh Washington ATACMS, menyerang kota-kota Rusia.
"Dalam situasi saat ini, semua pihak harus tetap tenang dan menahan diri, bekerja sama melalui dialog dan konsultasi untuk meredakan ketegangan dan mengurangi risiko strategis," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian ketika ditanya tentang keputusan tersebut dan serangan di dalam Rusia.
"Sikap China yang mendorong semua pihak untuk meredakan situasi dan berkomitmen pada resolusi politik krisis Ukraina tetap tidak berubah," tambah Lin dikutip AFP.
"China akan terus memainkan peran konstruktif dalam hal ini," katanya.
(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Rusia: AS Pertaruhkan PD 3 Karena Izinkan Ukraina Gunakan Rudal
Next Article Putin Menang Lagi, Rusia Kuasai 2 Wilayah Baru di Ukraina