Jakarta, CNBC Indonesia - Dari sudut pandang strategi investasi, investor umumnya terbagi menjadi dua tipe, yaitu aktif dan pasif. Meskipun istilah ini sering dikaitkan dengan saham, sebenarnya konsep ini juga berlaku untuk aset lain seperti obligasi.
Investor aktif adalah mereka yang rutin melakukan jual beli aset dengan tujuan memaksimalkan keuntungan jangka pendek dan mengungguli performa pasar atau indeks acuan. Untuk menerapkan strategi ini, investor aktif perlu menguasai analisis yang mendalam dan tentu saja, membutuhkan banyak waktu dan perhatian.
Sebaliknya, investor pasif lebih memilih untuk membeli aset dan menahannya dalam jangka panjang, atau membeli secara rutin tanpa berniat menjual dalam waktu dekat. Investor pasif harus memiliki kesabaran ekstra, karena mereka mengadopsi pola pikir "beli dan tahan."
Apa kelebihan dan kekurangannya?
Strategi investasi pasif memiliki keunggulan berupa biaya yang lebih rendah, karena frekuensi transaksi yang minim. Ini juga membuat pajak yang harus dibayarkan menjadi lebih efisien. Namun, dari sisi imbal hasil, kinerja investor pasif bisa jadi lebih rendah dibandingkan dengan yang aktif. Selain itu, investor pasif berpotensi menghadapi opportunity cost, yaitu kehilangan kesempatan keuntungan karena tidak menyesuaikan portofolio dengan kondisi ekonomi yang berubah.
Sementara itu, investor aktif berpeluang mendapatkan imbal hasil yang lebih tinggi, asalkan strategi dan keputusan mereka tepat. Namun, tingginya frekuensi transaksi berarti biaya investasi mereka juga lebih besar. Risiko kehilangan modal juga lebih tinggi, terutama jika mereka sering melakukan cut loss saat hasil investasi tidak sesuai harapan.
Jadi, mana yang lebih baik?
Baik strategi aktif maupun pasif bisa saling melengkapi untuk mencapai tujuan investasi jangka panjang Anda. Kedua pendekatan ini dapat membantu Anda mengoptimalkan pertumbuhan kekayaan di masa depan.
Agar Anda bisa lebih memahami kedua mekanisme ini, dan menentukan yang lebih tepat, yuk daftar Kelas Cuan Jangan Jadi Cenayang, Begini Cara Baca Laporan Keuangan Bank.
Hanya dengan Rp 50 ribu, Anda bisa belajar saham langsung bersama Equity Analyst CNBC Indonesia. Tunggu apalagi, daftarkan diri Anda di sini.
(aak/aak)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Kelas Cuan Goes To Campus "Kaya Sebelum Tua" di ITB
Next Article Kelas Cuan Hadir Lagi! Simak Cara Cerdas Kelola Uang Agar Tidak Boncos