Jakarta, CNBC Indonesia - Masalah air bersih masih menjadi perhatian dunia, karena ketersediaanya semakin hari semakin mengkhawatirkan seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk. Ditambah lagi, perubahan iklim membuat kebutuhan infrastruktur dan akses terhadap air bersih semakin mendesak.
Pasalnya, pada 2050 populasi dunia diperkirakan mencapai 9,5 miliar dan semakin menunjukkan besarnya kebutuhan terhadap air bersih. Melihat hal itu inisiatif yang diikuti dengan inovasi dan sinergi yang kuat harus dilakukan oleh semua pihak, agar tantangan ini bisa diatasi.
Untuk itu, BUMN Holding Industri Pertambangan Indonesia MIND ID berkomitmen untuk menggunakan air secara bijak dan konsisten. Tak hanya itu, MIND ID juga melakukan pengelolaan air secara berkelanjutan dengan memanfaatkan teknologi yang ramah iklim.
Corporate Secretary MIND ID Heri Yusuf menyampaikan, air memiliki peranan penting dalam proses produksi, sehingga memerlukan program khusus untuk tetap mampu memastikan efisiensi air yang baik. Grup MIND ID pun konsisten berupaya mengurangi pengambilan air baru dari alam, meningkatkan pemanfaatan kembali air dalam proses produksi maupun penunjang, serta memastikan kualitas air yang dialirkan ke badan air sesuai dengan baku mutu yang berlaku.
Untuk diketahui, upaya Grup MIND ID tersebut dipamerkan dalam Festival Lingkungan, Iklim, Kehutanan, dan Energi Baru Terbarukan (LIKE) 2 yang diadakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK)
"LIKE 2 Tahun 2024 merupakan momentum bagi kami seluruh Grup MIND ID semakin bijak dalam penggunaan air, serta melakukan pengelolaan air secara berkelanjutan dengan memanfaatkan teknologi yang ramah iklim," kata Heri belum lama ini.
Dia memaparkan, PT Aneka Tambang Tbk berhasil memanfaatkan hasil pengolahan air limbah industri dan pertambangan maupun air limbah domestik dalam proses penambangan maupun pengolahan mineral di operasi mereka. Kemudian PT Bukit Asam Tbk (PTBA) juga memanfaatkan bioteknologi dengan implementasi constructed wetland.
"Model Floating Wetland System tersebut menggunakan pipa paralon yang berisi Akar Wangi (Vetiveria zizanioides) dan Melati Air (Echinodorus palaefolius) yang mampu menyerap logam berat seperti Fe (0.52 ppm/gr) dan Mn (2.28 ppm/gr)," jelas dia.
Ada juga PT Freeport Indonesia (PTFI) dengan delapan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang dikelola sesuai peraturan Pemerintah Indonesia. Mutu air limbah dari semua instalasi itu dipantau secara berkala, di antaranya parameter pH, kebutuhan oksigen biologi (BOD), total padatan tersuspensi serta minyak dan lemak, sesuai dengan baku mutu.
Adapun PT Indonesia Asahan Aluminium (INALUM) mendorong implementasi teknologi dalam operasi Bendungan Sigura-gura dan Bendungan Tangga yang merupakan sumber energi PLTA untuk operasi perusahaan.
"Lewat implementasi teknologi maupun berbagai upaya konservasi, INALUM mempertahankan debit air untuk menjaga ekosistem wilayah sekitar Daerah Tangkapan Air (DTA) Danau Toba," jelas Heri.
Selanjutnya, PT Timah Tbk juga memanfaatkan hasil pengolahan air limbah industri pertambangan maupun air limbah domestik dalam proses penambangan dan pengolahan mineral di daerah operasional.
PT Vale Indonesia Tbk juga memanfaatkan sumberdaya air sebagai PLTA. Dalam hal ini, Vale memiliki teknologi sensor level pengendali overflow lintas section di Matte Pond dan mampu memberi efisiensi 231.884 m3.
"Sistem ini merupakan pembaruan sensor level air di matte pond sebelumnya proses resirkulasi air make up water di Converter dan Furnace," ungkapnya.
Selain MIND ID, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) juga menunjukkan komitmennya dalam mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang inovatif dan inspiratif. Pelaksanaan program TJSL Telkom pada aspek lingkungan diselaraskan dengan enam poin SDGs yang telah terbagi ke dalam sembilan bentuk program.
Program tersebut yakni e-waste management, sinergi program komunitas sadar lingkungan, penanaman terumbu karang, penanaman mangrove, konservasi hutan binaan, bedah Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), Electronic Device Donation for Education (Eduvice), bantuan sarana air bersih dan renovasi MCK umum.
Program bantuan sarana air bersih mengacu pada SDGs poin ke-6 yaitu air bersih dan sanitasi layak. Implementasi program berupa bantuan sumur bor dan bantuan pipanisasi sumber air bersih.
SGM Social Responsibility Telkom, Hery Susanto, menyebutkan sepanjang 2023-2024 perusahaan telah melaksanakan program sarana air bersih di 153 titik lokasi yang tersebar di seluruh Indonesia.
"Melalui program ini, Telkom berharap mampu memberikan kemudahan akses air bersih bagi masyarakat yang seringkali mengalami kekeringan," ujarnya dalam keterangan tertulis.
Dia melanjutkan, Telkom juga telah melaksanakan program renovasi MCK umum bagi masyarakat yang memiliki MCK tidak layak. Program ini telah membantu lebih dari 6000 penerima manfaat di 153 titik lokasi.
(rah/rah)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Sukses Kelola Manajemen Risiko, Mind ID Raih GCG Awards
Next Article MIND ID Masuk Perusahaan Tambang Terbaik di Fortune Southeast Asia 500