REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasangan ganda campuran Indonesia, Amri Syahnawi/Nita Violina Marwah, menorehkan hasil gemilang di babak 16 besar Korea Open 2025. Mereka sukses menyingkirkan unggulan keenam asal Jepang, Hiroki Midorikawa/Natsu Saito, lewat kemenangan dua gim langsung 21-19, 21-14 di Suwon Gymnasium, Suwon, Kamis (25/9/2025).
Amri mengaku lega bisa membalas kekalahan sebelumnya. Ia mengatakan, bersama Nita bermain mempercepat tempo dari awal, tidak mau kalah speed dari lawan. "Memang risikonya jadi pertandingan yang cukup melelahkan, risiko yang harus diambil. Selain itu, kami bermain tanpa beban,” ujar Amri.
Ia menambahkan, kemenangan atas pasangan top 10 dunia yang juga pernah menjuarai turnamen Super 500 menjadi modal penting. Kemenangtan ini berpengaruh pada kepercayaan diri Amni/Nita.
"Semoga dari sini kami bisa terus bermain lepas tanpa beban,” kata Amri.
Sementara Nita mengakui sempat terburu-buru saat hendak menutup gim pertama. Alhasil kekeliruan itu menguntungkan bagi lawan.
"Kak Amri dan pelatih terus meningatkan saya untuk lebih tenang, lebih sabar,” ungkap Nita.
Dengan kemenangan ini, Amri/Nita melaju ke babak perempat final dan menjaga asa sektor ganda campuran Indonesia di turnamen BWF World Tour Super 500 tersebut.
Sayangnya, langkah ganda putri Indonesia, Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti, harus terhenti di babak 16 besar Korea Open 2025. Pasangan unggulan Indonesia itu dikalahkan pasangan tuan rumah unggulan ketiga Baek Ha-na/Lee So-hee dengan skor 12-21, 16-21.
Apriyani mengakui permainan mereka tidak berjalan maksimal, terutama di awal pertandingan. “Di gim pertama, kami mengakui kami banyak sekali melakukan unforced error, begitu juga di awal gim kedua sampai interval,” ujar Apriyani.
Meski sempat bangkit setelah interval gim kedua, keduanya tak mampu mengejar keunggulan lawan. Apri mengakui banyak membuat kesalahan dalam bola atasnya, sehingga membuat semua jadi ragu-ragu. Akibatnya Fadia yang banyak menutup belakang.
Namun, ia tetap mengambil sisi positif dari pertandingan ini. “Hal positifnya hawa pertandingan kami sudah terus naik. Sekiranya hal-hal positif lain akan datang ke depan,” kata dia.
Fadia menambahkan konsistensi masih menjadi pekerjaan rumah utama bagi mereka. “Sebenarnya pola permainan kami masih sama, yang berbeda sekarang belum benar-benar paten, kadang dapat, kadang hilang lagi. Masih jadi PR untuk bisa konsisten. Kurang puas dengan performa hari ini tapi dari sini kami tahu apa yang harus dievaluasi ke depan,” tutur Fadia.