Jakarta, CNBC Indonesia - CEO Alphabet, induk usaha Google, Sundar Pichai baru-baru ini memperkenalkan chip komputasi kuantum canggih hasil pengembangan anak usahanya yang bernama Willow. Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ikut mengomentari soal pengumuman tersebut.
Dalam postingan di akun X resminya, Pichai menyebut chip barunya itu akan memiliki kemampuan luar biasa. Willow diklaim bisa memecahkan tantangan selama 30 tahun terakhir.
"Memperkenalkan Willow, chip komputasi kuantum canggih terbaru yang bisa mengurangi kesalahan eksponensial saat meningkatkan skala dengan lebih banyak qubit. Memecahkan tantangan 30 tahun di lapangan," jelas Pichai.
Anies ikut berkomentar soal teknologi tersebut bersama dengan akun lain yang mengutip unggahan Pichai. Menurut salah satu calon presiden pada pemilu 2024, pengumuman tersebut sangat menarik dan mengagumkan.
Teknologi yang disebutnya sebagai lompatan besar dalam komputasi kuantum itu bakal bermanfaat untuk meningkatkan taraf hidup manusia. Namun di sisi lain, Anies juga mengatakan kemajuan teknologi bisa menimbulkan risiko.
"Salah satunya adalah makin lebarnya jurang kesenjangan antara mereka yang memiliki akses terhadap teknologi canggih dengan mereka yang tidak. Saat tidak dikelola dengan bijak, teknologi menjadi alat yang memperbesar ketimpangan sosial," tulisnya dikutip Rabu (11/12/2024).
Ini juga membuat tantangan masa depan memiliki dua sisi. Mulai dari menguasai, mengakses, dan memanfaatkan teknologi itu sendiri, yang akan membuat kita berada di depan kemajuan.
Selain itu memastikan kemajuan teknologi tidak membuat siapapun tertinggal. Pastikan tidak ada lagi kesenjangan akses pada teknologi itu sendiri.
"Pertama, kita harus ikut menguasai, mengakses, dan memanfaatkan teknologi mutakhir seperti Generative AI, komputasi kuantum, robot humanoid, organ buatan, dan lainnya, agar ikut berada di baris depan kemajuan global," ucapnya.
"Tantangan kedua, memastikan agar kemajuan teknologi tidak menjadikan siapa pun tertinggal dan makin termarjinalkan. Kesenjangan akses dan literasi teknologi adalah pekerjaan rumah besar yang harus dituntaskan," kata Anies menambahkan.
Dia mengingatkan kedua hal tersebut perlu dilakukan simultan dan seimbang. Namun juga perlu dibarengi dengan menjaga etika, nilai kemanusiaan dan konteks keindonesiaan.
"Memastikan bahwa kemajuan teknologi tidak menjadikan kita terpinggirkan, pun kehilangan identitas. Teknologi harus kita kuasai dan manfaatkan menjadi alat yang mempersatukan dan membawa keadilan sosial bagi semua," jelas Anies.
(dem/dem)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Google Pixel Senasib Dengan Iphone 16, Dilarang Dijual di RI
Next Article Perundingan Gagal, Karyawan Samsung Lanjut Mogok Minta Naik Gaji