Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto membeberkan strategi pemerintah dalam mendorong ekonomi syariah sebagai prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2045.
Airlangga mengatakan ada beberapa strategi yang harus dijalankan, salah satunya adalah perluasan kredit usaha rakyat (KUR) syariah.
"Penyaluran KUR syariah itu dalam satu dekade sudah mencapai Rp75 triliun. Jadi kita mendorong sudah Rp75 triliun dan debiturnya Rp1,3 juta debitur," ungkapnya.
Selain KUR Syariah, Airlangga juga mengatakan strategi selanjutnya adalan pengembangan bullion bank atau bank emas. Oleh karena itu, pengembangan bullion bank terus didorong.
"Untuk bullion bank misalnya, kita punya potensi industri emas yang diproduksi oleh tambang kita itu satu tahun kita bisa memproduksi hampir 110 ton emas," katanya.
Potensi ini, menurutnya, bisa menjadi underlying ekonomi syariah. Dia mengajak pesantren untuk ikut menabung emas. Simpanan emas ini terbukti tahan resesi.
"Simpanannya dalam bentuk emas. Kalau pesantren menyimpan, menabung emas, maka tentu mau ada gonjang-ganjing global economy yang nilainya selalu tinggi, recession proof, sama turbulent proof adalah emas," papar Airlangga.
Strategi selanjutnya, kata Airlangga, adalah peningkatan literasi keuangan syariah melalui Dewan Nasional Keuangan Inklusif (DNKI). Kemudian, tidak kalah penting, digitalisasi integrasi sistem SIH
iterasi daripada keuangan syariah melalui DNKI perluasan pendalaman akses keuangan syariah di seluruh Indonesia. Ketiga, digitalisasi integrasi sistem sertifikais halal atau SiHalal. Saat ini, SiHalal telah menerbitkan 5,9 juta sertifikat dari target Rp10 juta.
"Jadi masih terus kita dorong. Nah dengan sinergi penguatan akses pembiayaan, literasi dan transformasi digital kita juga dorong keuangan syariah dan industri halal yang kokoh dan berdaya saing tinggi," tegasnya.
Strategi selanjutnya, kata Airlangga, pemerintah juga telah memfasilitasi empat kawasan industri halal yaitu di Jababeka, Cikarang, Serang, Bintan, dan Sidoarjo, serta telah berdiri Indonesia Islamic Financial Center.
"Tentu langkah ini diharapkan partisipasi publik yang lebih tinggi sehingga tentu peran dari ekonomi syariah semakin tinggi," ungkap Airlangga.
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Aktif Gabung BRICS hingga OECD, Ini Untungnya!