REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Total aset perbankan syariah nasional telah melampaui Rp 1.000 triliun dengan pertumbuhan 11,34 persen. Namun, pangsa pasarnya masih stagnan di kisaran 7 persen. Kondisi ini menunjukkan kinerja aset belum sebanding dengan peran perbankan syariah dalam struktur perekonomian nasional.
Peneliti CSED INDEF A. Hakam Najah menyebut capaian aset tersebut merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah perbankan syariah Indonesia. Namun, kontribusinya terhadap industri perbankan nasional masih terbatas.
“Market share perbankan syariah masih stagnan di kisaran 7 persen, bahkan cenderung menurun tipis,” kata Hakam Najah dalam diskusi publik Ekonomi Syariah di Persimpangan: Refleksi Strategis 2025 dan Policy Agenda 2026 yang digelar secara daring, Selasa (30/12/2025).
Ia mengingatkan, tantangan perbankan syariah ke depan tidak terlepas dari dinamika global. Hakam menyoroti lonjakan harga emas sebagai indikator ketidakpastian ekonomi. “Dalam sepuluh tahun, dari 2016 hingga 2025, harga emas naik 318 persen. Sementara dalam satu tahun, dari 2024 ke 2025, naik 73 persen, merupakan kenaikan tahunan terbesar sejak 1979,” ujarnya.
Menurut dia, kondisi global tersebut juga tercermin dari meningkatnya utang publik dunia. “Utang publik global mencapai 110,9 triliun dolar AS atau 94,6 persen dari PDB,” kata Hakam, seraya menambahkan utang Indonesia diproyeksikan melampaui Rp 10.000 triliun.
Di dalam negeri, peran perbankan syariah dalam pembiayaan UMKM dinilai belum optimal. Padahal, UMKM menyumbang 99 persen unit usaha, menyerap 97 persen tenaga kerja, dan berkontribusi 62 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).
Survei Mandiri Business Survey 2025 menunjukkan omzet UMKM memang meningkat, namun laju pertumbuhannya melambat dan penurunan omzet semakin dalam sepanjang 2025.
Hakam menilai pembiayaan syariah perlu diarahkan lebih kuat ke sektor produktif. “Ke depan, target KUR syariah perlu ditingkatkan dari sekitar Rp 300 triliun menjadi Rp 500 triliun,” ujarnya.
Ia menambahkan, perbankan syariah juga perlu didorong mencapai pangsa pasar dua digit pada 2028 melalui penguatan pembiayaan UMKM, pengembangan bank bullion, serta dukungan regulasi yang konsisten.

2 hours ago
3

















































