Bankir Ungkap Perang DPK Bakal Lanjut Menghantui Perbankan Tahun Depan

22 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Fenomena "perang" insentif, cash back, dan hadiah yang marak dilakukan perbankan tahun ini disebut bakal berlanjut hingga tahun depan. Presiden Direktur Krom Bank Anton Hermawan mengatakan saat ini dana pihak ketiga (DPK) menjadi incaran industri perbankan, dan semua berupaya mendapatkannya.

"Jadi sebenarnya perang insentif, perang cash back, perang hadiah itu menjadi sesuatu yang sangat dimunculkan di tahun ini. Dan saya rasa untuk tahun depan juga nggak akan berhenti sih, masih akan terus," ujar Anton di Penang Bistro, Selasa (3/12/2024).

Ia menilai, perang DPK yang paling "dahsyat" terjadi di bulan Desember ini. Bank digital milik Kredivo itu pun juga ikut merasakan tantangan likuidtas.

"Jadi DPK di tahun 2025 ini akan sangat menarik. Karena semuanya kita bisa mencari ke sana, tinggal bagaimana caranya kita bisa menjaga supaya minat masyarakat tetap ada, kemudian bagaimana kita menjaga kepercayaan mereka supaya menaruh ke kita," pungkas Anton.

Namun begitu, saat ini juga ada fenomena makan tabungan (mantab). Anton menilai bahwa di kecenderungan menabung masyarakat Indonesia sudah mulai muncul. Terlebih dengan adanya penawaran suku bunga yang tinggi.

Menurut Anton, para nasabah yang tergiur dengan penawaran bunga tinggi itu dahulu yang berusia tua dan sekarang juga telah menggaet generasi muda. Bahkan, ia mengungkapkan jumlah nasabah muda di Krom Bank lebih besar dibandingkan dengan jumlah nasabah mapan.

"Tentu saja tidak semua masyarakat ya fortunate enough gitu ya untuk menabung dan sebagainya. Tetapi yang bisa melakukan itu dan mau melakukan itu saya rasa sudah mulai meningkat. Jadi generasi muda yang masuk ke Krom itu justru yang paling banyak. Surprisingly dan mereka sudah mulai bisa menabung," ucap Anton.

Maka demikian, bank digital itu mengincar segmen tertentu untuk menghimpun dana masyarakat. Untuk tahun 2025, Krom Bank masih akan menggunakan strategi "bakar uang" untuk menawarkan bunga tabungan yang tinggi.

"Tentu saja tidak ada semua yang akan kekal. Tapi saya rasa di tahun 2025, karena tren masih sama, situasi yang kita hadapi itu masih sama, kita masih tetap akan melakukan itu," imbuh Anton.

Adapun Krom Bank saat ini lebih fokus kepada segmen retail, yang biasanya menempatkan dananya di deposito jangka pendek. Oleh karena itu, Anton mengatakan keseimbangan likuiditas dengan tenor jangka panjang dan pendek harus dijaga.

Ke depan Krom akan menyasar nasabah segmen atas yang menempatkan dana dengan tenor lebih panjang. "Kita harus menyesal segmen-segmen yang lebih tepat. Di samping itu juga untuk yang segmen lebih bawah, itu kan agak sedikit kurang matching dengan kita punya likuditas. Karena mereka sangat-sangat pendek. Sangat-sangat pendek sekali, itu agak mengkhawatirkan," terang Anton.


(mkh/mkh)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Syarat UMKM Yang Bisa Dapat Kredit Baru Setelah Dihapus Tagih!

Next Article OJK Sebut Ada Tekanan ke Likuiditas Bank di RI, Ini Sebabnya

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|