Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas mengaku bahwa pihaknya sangat berkomitmen dalam penerapan prinsip keberlanjutan yang mencakup tiga aspek penting, yaitu perlindungan lingkungan, tanggung jawab sosial, dan tata kelola yang baik atau Environmental, Social, and Governance (ESG).
Pasalnya Ia menyakini tidak ada perusahaan yang dapat survive kalau penerapan esg sangat buruk. Contohnya di lingkungan perusahaan beroperasi.
"Contoh sederhana menangani permasalahan sosial di Papua. Masyarakat Papua itu mereka berobat gratis dari 30 tahun lalu, kami tanggung semuanya sampai hari ini. Selain itu terkait program ekonomi kami lakukan pembinaan ke 200 UMKM. Bahkan ada yang sudah jadi konglomerat lokal, asetnya sudah ratusan miliar. Jadi from zero to hero," ungkap Tony Wenas dalam CNBC Indonesia ESG Sustainability Forum 2025 di Gedung Bank Mega Jakarta, Jumat, (31/1/2025).
Selain itu lanjutnya, ada juga program pendidikan yang diberikan Freeport kepada masyarakat di Papua. Hingga sejauh ini Freeport tercatat telah memberikan beasiswa ke 1200 siswa per tahun.
Mereka diberi pendidikan nasiobal kurikulum merdeka. Pendidikan bahasa Inggris dan diberikan makanan geratis diluar program MBG.
Sementara dari segi tata kelola Ia menjelaskan bahwa Freeport sangat ketat dalam mengelola perusahaan, bahkan menjadi salah satu perusahaan yang sangat ketat di Dunia.
"Kami sangat ketat karena sertifikasi kami antaralain sertifikasi tambang yang ketat, bahkan salah satu yang terketat di dunia. Di samping prinsip bisnis conduct, seluruh karyawan 100% mengikuti training. Lalu bagaimana menghargai gender dan tidak saling menghina dan sebagainya," terangnya.
(dpu/dpu)
Saksikan video di bawah ini:
ESG Sustainability Forum 2025: Peran Pembiayaan Hijau bagi ESG-Ekonomi
Next Article Jokowi Bongkar Jumlah Emas Freeport yang Hilang Selama 55 Tahun