Bos Toyota Hingga Ahli ITB Buka Suara Soal Kandungan Etanol Dalam BBM

2 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Dunia usaha otomotif hingga ahli bahan bakar ikut mengomentari kandungan etanol dalam Bahan Bakar Minyak (BBM). Khususnya yang dijual di SPBU PT Pertamina (Persero).

Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Bob Azam menilai kandungan etanol 3,5% di BBM Pertamina masih dalam batas wajar dan aman digunakan. "Bisa, sebenarnya kan tergantung mereknya. Kalau Toyota itu sampai 20%. Tapi mungkin merek lain itu sampai 10%," ujar Bob saat ditemui di kantor Kementerian PPN/Bappenas, Jakarta, dikutip Rabu (8/10/2025).

Menurutnya, angka 3,5% jauh di bawah batas toleransi mesin kendaraan modern, sehingga tidak perlu dipermasalahkan. "Jadi nggak ada masalah itu 3,5%. Banyak yang ngeributin, misleading (menyesatkan), menurut kita itu menyesatkan," ucapnya.

Bob bahkan menyebut penggunaan etanol dalam BBM bukanlah hal baru di dunia otomotif global. Banyak negara sudah jauh lebih maju dalam penerapan campuran bahan bakar berbasis bioetanol. "Karena banyak negara juga di Amerika Serikat, di India, di Thailand itu sudah sampai E20 (memiliki campuran etanol 20%), E10, sampai situ," terang dia.

Ia menilai kebijakan penambahan etanol dalam BBM justru langkah positif dan strategis bagi Indonesia. Selain lebih ramah lingkungan, penggunaan etanol juga dapat mendukung kemandirian energi nasional. "Jadi ini mendukung, berarti kalau misalnya... kan katanya sudah dicoba tuh 20%. Ya sangat mendukung," kata Bob.

Lebih dari itu, ia melihat potensi besar dari program ini terhadap kesejahteraan petani lokal. "Bahkan ke depan itu penggunaan etanol bisa menjadi trendsetter ke depan. Karena petaninya juga ikut sejahtera kan. Kalau sekarang kan kalau pakai bensin impor semua. Kalau pakai etanol kita bisa substitusi," jelasnya.

Ahli ITB

Pakar Bahan Bakar ITB Tri Yuswidjajanto menyampaikan sejumlah kelebihan dan kekurangan dari penggunaan etanol dalam campuran BBM.
Menurut dia, etanol mempunyai Research Octane Number (RON) yang sangat tinggi, yakni antara 110-120, sehingga jika ditambahkan sekitar 3,5% ke dalam bensin, dapat meningkatkan RON hingga 3,85-4,2 poin.

Namun demikian, kandungan energi etanol lebih rendah dibanding bensin murni. Hal ini lantas membuat penambahan etanol dapat menurunkan kandungan energi.
"Etanol sekitar 26,8-29,7 MJ/kg, bensin sekitar 40 MJ/kg sehingga penambahan etanol 3,5% menurunkan kandungan energi pada campuran bensin + etanol sebanyak 1%," kata Yus kepada CNBC Indonesia, Senin (6/10/2025).

Di sisi lain, etanol bisa menurunkan emisi CO2 hingga 3,5%, karena berasal dari bahan nabati yang dianggap carbon neutral. Etanol juga mengandung oksigen sehingga meningkatkan Air Fuel Ratio (AFR) yang dapat mengakibatkan mesin panas.

"Higroskopis atau menyerap uap air sehingga meningkatkan kadar air dalam bensin. Jika bensin tercampur air kadar etanol akan turun sehingga RON akan ikut turun," ujarnya.

Selain itu, komponen karet dan seal pada kendaraan lama berpotensi tidak kompatibel terhadap campuran etanol. Adapun, kendaraan modern bisa menerima bensin dengan kadar etanol sampai dengan 20%. "Kebutuhan aditif pengendali deposit meningkat jika bensin mengandung etanol," tambahnya.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Punya Harta Karun Baru-Bisa Tekan Impor BBM, Tapi Terhambat Cukai!

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|