Jakarta, CNBC Indonesia - Proyek Tol Trans Sumatera (JTTS) masih terus berlanjut di era Presiden Prabowo Subianto. Saat ini beberapa ruas dari bagian JTTS sudah mulai beroperasi namun dengan kondisi yang sepi.
Anggota Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR Sony Sulaksono menyebut bahwa sepinya jalan tol Trans Sumatera karena jalan yang belum tersambung menyeluruh.
"Salah satu penyebab sepi di tol Sumatra itu karena secara jaringan belum terhubungkan. Jadi orang misalnya akan menyusuri Sumatera dari utara sampai ke selatan, itu naik tol di Sumatra bagian utara, di tengah keputus karena belum ada tolnya. Kemudian pakai jalan biasa, setelah itu di selatan sudah ada yang dari Palembang sampai ke wilayah lain. Artinya kan secara jaringan belum menjeluruh. Jadi kalau nanti jalan tol Sumatra itu secara jaringan sudah selesai semua, harusnya penuh," katanya dalam Evening Up CNBC Indonesia dikutip Kamis (21/11/2024).
Ia pun menolak anggapan bahwa sepinya jalan tol karena tarif tol yang tergolong mahal. Untuk menaikkan traffic, pemerintah bakal berkoordinasi untuk menciptakan Kawasan industri baru. Pasalnya traffic bisa lebih bergerak karena faktor pendukung seperti aktivitas perekonomian.
"Nanti kita dorong juga semua pusat-pusat industri ada di sekitar pintu tol, seperti itu. Karena kita juga sudah melihat ada konsesi-konsesi lah. Jadi berarti masih ada optimism," kata Sony.
Foto: Simpang susun strategis di ruas Jalan Tol Trans Sumatra untuk peningkatan akses dan konektivitas bagi wilayah sekitarnya. (Ist/INA)
Simpang susun strategis di ruas Jalan Tol Trans Sumatra untuk peningkatan akses dan konektivitas bagi wilayah sekitarnya. (Ist/INA)
Ia pun optimis pembangunan jalan tol Trans Sumatera ini bisa terus berlanjut di rezim Prabowo Subianto meski merupakan warisan rezim Joko Widodo.
"Kalau saya kira, ini hampir tol Sumatra itu semuanya sudah berkontrak. Artinya pasti akan dilanjutkan. Sudah berkontrak, sudah sebagian besar dikuasai dikerjakan oleh Hutama Karya," sebut Sony.
Adapun PT Hutama Karya (Persero) resmi memulai konstruksi sejumlah ruas Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) Tahap II. Proyek ini merupakan kelanjutan dari Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) yang telah ditandatangani pada tanggal 30 September 2024 mencakup pembangunan Jalan Tol Palembang - Betung (Paltung) Seksi I Palembang - Rengas (21,5 km), Seksi II Rengas - Pangkalan Balai (33 km), dan Seksi III Pangkalan Balai - Betung (14,69 km).
Selain itu, Hutama Karya juga memulai konstruksi Jalan Tol Betung (Simpang Sekayu) - Tempino - Jambi (Betejam) Seksi IB Babat Supat - Tungkal Jaya (31,6 km), dan Seksi II Interchange Tungkal Jaya - Interchange Bayung Lencir (54,32 km) yang sebelumnya telah dilakukan penandatangan PPJT pada 3 Juni 2024 lalu. Pembangunan ini merupakan bagian dari komitmen Hutama Karya dalam menyelesaikan backbone yang menghubungkan dua provinsi yakni Sumatra Selatan dan Jambi.
Pembangunan akan berlangsung dalam beberapa tahun mendatang, dengan masing-masing memiliki jadwal dan target penyelesaian yang berbeda. Untuk Jalan Tol Paltung Seksi I dan II, pekerjaan konstruksi dimulai pada bulan November 2024 dan direncanakan selesai dalam waktu 16 bulan, yang berarti ditargetkan rampung pada Februari 2026. Sementara itu, untuk Seksi III, pembangunan dimulai pada Oktober 2024 dan dijadwalkan selesai dalam waktu 12 bulan pada Oktober 2025.
Sedangkan untuk Jalan Tol Betejam Seksi II, pekerjaan konstruksi dimulai pada Oktober 2024 lalu, dan diperkirakan akan selesai pada 2026. Sementara pembangunan Seksi II dilaksanakan menjadi 2 paket yakni Seksi IIA STA 61+680 sd 97+600 yang ditargetkan rampung pada April 2026 setelah 18 Bulan pengerjaan, dan Seksi IIB STA 97+600 sd 116+000 akan rampung pada Februari 2026 setelah 16 bulan pengerjaan
(fys/wur)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Jokowi Resmikan 2 Ruas Tol Trans Sumatera Rp 11,92 Triliun
Next Article Jalan Tol Trans Sumatera Diam-Diam Sudah Dibangun 800 Km