Jakarta, CNBC Indonesia - China resmi melarang ekspor mineral penting galium, germanium, dan antimon ke Amerika Serikat (AS). Keputusan ini semakin meningkatkan ketegangan perdagangan sehari setelah tindakan keras terbaru Washington terhadap sektor chip Beijing.
Pembatasan China pada Selasa memperkuat penegakan batasan yang ada pada ekspor mineral penting, yang mulai diberlakukan Beijing tahun lalu tetapi hanya berlaku untuk pasar AS. Washington sendiri menggunakan mineral untuk aplikasi militer yang lebih luas.
Sebuah arahan Kementerian Perdagangan China tentang barang-barang dengan penggunaan ganda dengan aplikasi militer dan sipil mengutip masalah keamanan nasional. Perintah tersebut, yang berlaku segera, juga memerlukan tinjauan yang lebih ketat terhadap penggunaan akhir untuk barang-barang grafit yang dikirim ke AS.
"Pada prinsipnya, ekspor galium, germanium, antimon, dan bahan superkeras ke Amerika Serikat tidak boleh diizinkan," kata kementerian tersebut, seperti dikutip Reuters, Rabu (4/12/2024).
Galium dan germanium digunakan dalam semikonduktor, di mana germanium, juga digunakan dalam teknologi inframerah, kabel serat optik, dan sel surya. Sementara antimon digunakan dalam peluru dan persenjataan lainnya.
Langkah tersebut telah memicu kekhawatiran baru. Diyakini Beijing selanjutnya dapat menargetkan mineral penting lainnya, termasuk yang memiliki penggunaan yang lebih luas seperti nikel atau kobalt.
Juru bicara Gedung Putih, tanpa memberikan rincian, menyebut AS sedang menilai pembatasan baru tersebut. Tetapi akan mengambil "langkah-langkah yang diperlukan" sebagai tanggapan.
"Kontrol baru ini hanya menggarisbawahi pentingnya memperkuat upaya kita dengan negara lain untuk mengurangi risiko dan mendiversifikasi rantai pasokan penting dari RRC (China)," kata juru bicara tersebut.
Sementara pemain di industri tambang nikel di AS mengatakan China telah memberi isyarat selama beberapa waktu bahwa mereka bersedia mengambil langkah-langkah ini. Todd Malan dari Talon Metals, menunjuk AS tak pernah belajar dari kesalahan.
Menurut konsultan Project Blue, tahun ini, China telah menyumbang 59,2% dari produksi germanium olahan dan 98,8% dari produksi galium olahan. China tahun lalu menyumbang 48% dari antimon yang ditambang secara global.
(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Jurus Prabowo Jaga Ekonomi RI Hadapi Perang Dagang AS-China
Next Article Siaga Ekonomi ASEAN, PM Singapura Beri Peringatan