FOTO
CNBC Indonesia/Tri Susilo, CNBC Indonesia
25 November 2024 19:05

Pekerja menyelesaikan pencucian pakaian jeans di kawasan Jakarta, Senin (25/11/2024). Pemerintah bakal memberlakukan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 12% di tahun 2025 nanti. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Dan kini, berbagai reaksi protes sudah bermunculan merespons rencana tersebut karena akan membebani konsumen dan produsen. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Pada akhirnya, pemerintah diperingatkan akan konsekuensi PPN 12%, karena bisa jadi bumerang alias berbalik jadi senjata makan tuan. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Pengusaha pun sudah bersuara membeberkan dampak buruk jika PPN 12% tetap diberlakukan tahun 2025. Alasannya, saat ini daya beli warga RI masih lemah. sehingga tambahan beban kenaikan PPN meski hanya 1% akan berdampak signifikan. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Di tengah polemik PPN 12%, pengusaha konveksi terus bergeliat. Ini jadi angin segar, terutama saat ini industri tekstil dan produk tekstil (TPT) di dalam negeri beruntun dihantam kabar tak sedap, mulai dari berkurangnya order, penurunan produksi, PHK, hingga ancaman kebangkrutan dan pailit. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Menurut salah satu pemilik pabrik, harga bahan baku naik turut membuat pelaku bisnis konveksi harus memutar otak demi bisa bertahan dan menjaga kualitas agar tetap menjadi kepercayaan konsumen. Sebelumnya konveksi rumahan tersebut mengaku mampu memproduksi sampai seribu pakaian sehari dan dikirim ke wilayah terutama di Jakarta. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)