Geopolitik Masih Panas, Harga Minyak di Atas US$ 70/barel

2 months ago 19

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah di pasar spot alami penurunan di awal perdagangan hari ini di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik.

Pada perdagangan hari ini, Senin (25/11/2024) pukul 09:08 WIB, harga minyak brent turun 0,16% ke posisi US$75,0,5 per barel. Begitu pula dengan harga minyak WTI yang melemah 0,14% ke posisi US$71,14 per barel dibandingkan perdagangan sebelumnya (22/11/2024).

Dilansir dari Reuters, harga minyak dunia meskipun di pagi hari ini menurun, tetapi cenderung stabil seiring dengan meningkatnya ketegangan geopolitik antara kekuatan Barat dan produsen minyak besar Rusia serta Iran, yang meningkatkan risiko gangguan pasokan.

Kenaikan harga minyak terjadi setelah Rusia menembakkan misil hipersonik ke Ukraina sebagai peringatan kepada Amerika Serikat dan Inggris setelah serangan Ukraina ke Rusia menggunakan senjata dari AS dan Inggris.

"Pertukaran baru-baru ini menunjukkan bahwa perang telah memasuki fase baru yang berbahaya, meningkatkan kekhawatiran akan gangguan pasokan," kata analis ANZ yang dipimpin oleh Daniel Hynes dalam sebuah catatan.

Selain itu, Iran merespons resolusi yang disahkan oleh pengawas nuklir PBB pada Kamis dengan memerintahkan langkah-langkah seperti mengaktifkan berbagai sentrifugal baru dan canggih yang digunakan untuk memperkaya uranium.

"Kutukan dari IAEA dan respons Iran meningkatkan kemungkinan bahwa Trump akan menegakkan sanksi terhadap ekspor minyak Iran ketika dia kembali berkuasa," kata Vivek Dhar, seorang ahli strategi komoditas di Commonwealth Bank of Australia, dalam sebuah catatan.

Sanksi yang diterapkan dapat mengurangi sekitar 1 juta barel per hari dari ekspor minyak Iran, sekitar 1% dari pasokan minyak global, katanya.

Kementerian luar negeri Iran mengatakan pada hari Minggu bahwa mereka akan mengadakan pembicaraan mengenai program nuklir yang diperselisihkan dengan tiga kekuatan Eropa pada 29 November.

Investor juga fokus pada peningkatan permintaan minyak mentah di China dan India, sebagai importir terbesar dan ketiga terbesar dunia.

Impor minyak mentah China pulih pada bulan November seiring dengan turunnya harga yang memicu permintaan stok, sementara penyuling India meningkatkan throughput minyak mentah sebesar 3% dibandingkan tahun lalu menjadi 5,04 juta bpd pada Oktober, didorong oleh ekspor bahan bakar.

CNBC INDONESIA RESEARCH


(rev/rev)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Investor Cemas Bikin Harga Emas Siap-siap Tembus USD 3.000/Oz

Next Article Harga Minyak Turun Tipis Gegara China dan The Fed

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|