Harga Karbon Diusulkan US$ 5/ton CO2, Bisa Tumbuhkan EBT

3 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus berupaya menggenjot mekanisme perdagangan karbon di Indonesia. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk menumbuhkan bauran energi baru dan terbarukan (EBT) nasional.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE), Eniya Listiani Dewi, mengusulkan harga karbon maksimal sebesar US$ 5 per ton CO2 sebagai langkah untuk mendorong pertumbuhan energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia.

"Nilai ekonomi karbon kita harapkan tumbuh cepat dan harga karbon tidak hanya 1-2-3 dolar, maksimal 5 dolar. Di perhitungan kami kalau tumbuh 5 dolar per ton CO2 akan membantu penyerapan EBT ke depan," kata dia dalam acara CNBC Indonesia ESG Sustainability Forum 2025, Jumat (31/1/2025).

Eniya pun berharap bahwa sektor EBT harus terus berkembang ke depan, terlepas dari siapa pun yang menjabat sebagai presiden. "Jadi kita inginkan EBT tumbuh walaupun kalau dilihat Indonesia Presidennya siapa pun tetap tumbuh EBT-nya," kata dia.

Sebelumnya, Bursa Karbon Indonesia (IDXCarbon) resmi meluncurkan Perdagangan Karbon Internasional pertama di Indonesia pada Senin, (20/1/2025).

Perdagangan karbon internasional ini diharapkan dapat menarik partisipasi investor internasional dalam perdagangan karbon di Indonesia dan memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain dalam perdagangan karbon global.

Peluncuran ini sekaligus mendukung pemerintah untuk mencapai Target Kontribusi yang Ditetapkan Secara Nasional dan Pengendalian Emisi Gas Rumah Kaca dalam Pembangunan Nasional dan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan nomor 21 tahun 2022 terkait Tata Laksana Penerapan Nilai Ekonomi Karbon, dimana Indonesia memiliki komitmen dalam mengurangi emisi global dan mencapai net zero emission pada tahun 2060.

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar mengatakan, pihaknya telah melaksanakan seluruh langkah untuk pengaturan pengawasan pemantauan terkait bursa karbon, termasuk perdagangan internasional ini. Ke depan, ia

"Untuk infrastruktur ke depan perlu disampaikan bahwa hal hal dilakukan seksama dengan bursa karbon Indonesia termasuk pencatatan dengan sistem block chain," ungkap Mahendra dalam Konferensi Pers Perdagangan Karbon Internasional Perdana.


(pgr/pgr)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Nasib Industri Kendaraan Listrik RI Saat Trump Pro Fosil

Next Article Tambah Pasokan Listrik EBT, PLN Bakal Operasikan PLTA Jatigede 110 MW

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|