Harga Minyak Stabil Begerak Stabil Hari Ini

1 month ago 28

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah dunia stabil setelah penundaan penerapan tarif impor oleh Amerika Serikat. Penundaan tarif hingga setidaknya April ini  memberikan harapan bagi pasar bahwa perang dagang yang dapat menghambat ekonomi dan permintaan energi masih bisa dihindari.

Kontrak berjangka Brent ditutup di level US$75,02 per barel, turun 16 sen atau 0,21%. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) Amerika Serikat berakhir di level US$71,29 per barel, turun 8 sen atau 0,11%.

Sebelumnya, harga minyak tertekan akibat kemungkinan tercapainya kesepakatan damai antara Rusia dan Ukraina. Para pelaku pasar khawatir pencabutan sanksi terhadap Moskow dapat meningkatkan pasokan energi global, sehingga menekan harga.

Dalam perkembangan lain, Presiden AS Donald Trump memerintahkan pejabat perdagangan dan ekonomi untuk mengkaji tarif balasan terhadap negara-negara yang menerapkan tarif impor pada produk AS. Namun, rekomendasi baru akan diberikan pada 1 April, memberikan waktu lebih banyak bagi negosiasi dengan mitra dagang.

"Kami melihat pemulihan besar dalam harga setelah tarif ditunda hingga April. Ini memberi ruang bagi negosiasi," ujar Phil Flynn, analis senior Price Futures Group.

Pada Rabu (14/2/2025), Brent dan WTI sempat merosot lebih dari 2% setelah Trump mengungkapkan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menyatakan keinginan untuk berdamai dalam percakapan telepon terpisah dengannya. Trump pun memerintahkan pejabat AS untuk memulai pembicaraan guna mengakhiri perang di Ukraina.

UBS menilai bahwa perubahan sentimen pasar minyak dalam 24 jam terakhir dipicu oleh pergeseran kekhawatiran dari ketatnya pasokan menuju potensi lonjakan suplai. Analis Giovanni Staunovo menyebut bahwa beberapa pihak memperkirakan ekspor energi Rusia akan meningkat jika Moskow menemukan celah untuk menghindari sanksi terbaru dari AS.

Badan Energi Internasional (IEA) dalam laporan terbarunya juga menyebut bahwa produksi minyak mentah Rusia sedikit meningkat bulan lalu. Jika Rusia berhasil menemukan cara untuk mengatasi sanksi, maka ekspor minyaknya bisa tetap bertahan.

Di sisi lain, data stok minyak mentah AS yang lebih tinggi dari ekspektasi juga menekan harga minyak. Administrasi Informasi Energi AS (EIA) melaporkan adanya peningkatan persediaan minyak mentah di negara tersebut, yang menandakan potensi melambatnya permintaan.

ANZ menyebut bahwa kabar mengenai pembicaraan damai Rusia-Ukraina menekan harga minyak karena meningkatkan optimisme bahwa risiko terhadap pasokan minyak mentah global akan mereda.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


(emb/emb)

Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG Anjlok Nyaris 1%, Siapa Biang Keroknya?

Next Article Perang Timur Tengah Makin Berkecamuk, Minyak Melesat 2%

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|