Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan bahwa PT Pertamina (Persero) telah sepakat untuk memenuhi spesifikasi Bahan Bakar Minyak (BBM) yang diminta oleh badan usaha penyedia BBM swasta.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Laode Sulaeman mengatakan, dalam perjanjian terakhir dengan badan usaha swasta, Pertamina sepakat untuk menggunakan spesifikasi tertinggi dalam pengadaan impor.
"Makanya di perjanjian terakhir ini akan dipakai spesifikasi tertinggi. Pertamina berkomitmen seperti itu dari badan usaha tersebut, mana yang speknya tertinggi itu akan dipakai," kata Laode di Kementerian Investasi dan Hilirisasi/ BKPM, Jakarta, Selasa (7/10/2025).
Artinya, apakah pada impor berikutnya BBM yang akan dijual ke SPBU swasta tersebut takkan mengandung etanol atau campuran apapun? Laode pun menjawab, "Harusnya seperti itu."
Sebagaimana diketahui, PT Vivo Energy Indonesia sebelumnya membatalkan pesanan pembelian BBM dari Pertamina sebesar 40.000 barel. Begitu juga dengan SPBU BP-AKR yang dikabarkan batal menambah pasokan BBM dari Pertamina. Hal ini menyusul adanya temuan kandungan etanol dalam produk BBM milik perusahaan pelat merah tersebut.
Sebelumnya, Laode menegaskan dalam spesifikasi BBM yang diatur, parameter utamanya sejatinya adalah Research Octane Number (RON), bukan kandungan etanol.
"Kalau di dalam spesifikasi BBM yang kita atur kan RON-nya, jadi tidak ada di dalam spesifikasi tersebut mengandung etanol," ujar Laode.
Ia pun mengakui terdapat badan usaha swasta yang memilih tidak menggunakan BBM dengan campuran etanol. Namun, Laode menegaskan bahwa kandungan etanol tersebut masih berada dalam batas toleransi yang diperbolehkan.
"Jadi itu sih perbedaannya. Sebenarnya etanol sendiri kan salah satu biofuel ya. Jadi di negara-negara lain malah etanol ini sudah ada implementasinya. Kalau kita kan baru biodiesel, bioetanol belum ini," tambahnya.
PT Vivo Energy Indonesia sebelumnya buka suara atas batalnya badan usaha swasta penyedia Bahan Bakar Minyak (BBM) tersebut untuk membeli BBM dari PT Pertamina (Persero). Padahal, sebelumnya Vivo berencana membeli 40.000 barel BBM dari Pertamina.
Direktur Vivo Energy Indonesia yang hadir dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi XII DPR RI, Rabu (01/10/2025), mengungkapkan bahwa perusahaan batal membeli BBM dari Pertamina karena ada beberapa hal teknis yang belum bisa dipenuhi oleh Pertamina.
"Sehingga apa yang sudah kami minta itu dengan terpaksa dibatalkan," ungkapnya dalam RDP dengan Komisi XII DPR RI, Jakarta, Rabu (1/10/2025).
Namun, pihaknya tidak menutup kemungkinan bila ke depannya membeli BBM dari Pertamina jika spesifikasi yang diminta oleh pihaknya bisa dipenuhi oleh pihak Pertamina.
"Tapi tidak menutup kemungkinan kami tetap akan berkoordinasi dengan Pertamina untuk saat-saat mendatang siapa tahu apa yang kami minta itu bisa dipenuhi oleh Pertamina dan kami akan beli dari Pertamina," jelasnya.
Di sisi lain, Wakil Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Achmad Muchtasyar mengungkapkan, salah satu yang menjadi kendala dalam kerja sama antara pihak swasta dengan Pertamina adalah lantaran adanya kandungan etanol pada BBM murni atau base fuel milik Pertamina.
Kandungan etanol tersebut dinilai tidak sesuai spesifikasi BBM SPBU swasta.
"Kontennya itu ada kandungan etanol. Nah, di mana secara regulasi itu diperkenankan. Etanol itu sampai jumlah tertentu. Kalau tidak salah sampai 20% etanol. Kalau tidak salah. Nah, sedangkan ada etanol 3,5%," bebernya.
Padahal menurutnya, konten etanol yang terdapat dalam base fuel Pertamina sebetulnya masih masuk ambang yang diperkenankan oleh pemerintah.
"Nah, tetapi teman-teman SPBU swasta berkenan jika nanti pada kargo selanjutnya siap bernegosiasi kalau memang nanti kualitasnya. Ini bukan masalah kualitas, masalah konten. Kontennya ini aman bagi karakteristik spesifikasi produk yang masing-masing. Karena ini beda-beda merek, beda spesifikasi," tandasnya.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article
Ramai Warga Pindah ke BBM Non Subsidi, Tembus 1,4 Juta KL