Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Riset dan Inovasi Nasional mengungkapkan Indonesia berada di Cincin Api Pasifik alias Ring of Fire. BRIN telah berulang kali mengungkapkan potensi ancaman Megathrust.
Indonesia berada di pertemuan 3 lempeng utama dunia yaitu Indo Australia, Pasifik, dan Eurasia. Dampaknya, Indonesia memiliki 13 segmen Megathrust, yaitu sumber gempa yang mampu memicu gempa dahsyat.
Peneliti dari Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN Nuraini Rahma Hanifa mengungkapkan salah satu segmen Megathrust yang rawan meledak adalah Pantai Selatan Jawa hingga memanjang ke Selat Sunda. Apabila pecah, segmen Megathrust ini bisa memicu gempa dahsyat hingga M 8,7 dan tsunami setinggi 20 meter.
Menurut Rahma, tsunami yang dihasilkan juga akan sampai ke Jakarta. Kisarannya antara 1 sampai 1,8 meter.
"Contoh untuk segmen yang M 8,7 di Selatan Pangandaran. Jadi kalau dilihat ini kan jaringan dan perjalanan gelombang. Dari sumber (Megathrust) dia kemudian terus masuk ke Selat Sunda," kata dia kepada CNBC Indonesia, Sabtu (1/2/2025).
"Begitu masuk lewat Selat Sunda karena kan riak gelombang menjalar ke segara arah, kemudian masuk ke Jakarta. Nah ini bisa sampai Jakarta kira-kira (ketinggian tsunami) 1 meter sampai 1,8 meter," terang dia.
Dia menjelaskan dorongan tsunami besar dari selatan Jawa menuju utara makin lama maki berkurang. "Energinya makin berkurang," sebutnya.
Tsunami tersebut akan tiba di Jakarta 2,5 jam setelah tsunami besar muncul di Selatan Jawa. Dia mengatakan hanya daerah pesisir utara Jakarta saja yang akan terkena tsunami 1,8 meter.
"2,5 jam tsunami tiba. Kalau Jawa bagian selatan 40 menit sudah sampai, Lebak itu 18 menit. Oke, yang kena imbas itu pertama kali adalah wilayah Jakarta Utara ya," sebutnya.
Sebelumnya Nuraini dalam ulasannya menyebutkan, segmen Megathrust di selatan Jawa, termasuk Selat Sunda, menyimpan energi tektonik yang signifikan dan berpotensi melepaskan gempa berkekuatan magnitudo 8,7 hingga 9,1.
Foto: Ilustrasi Selat Sunda. (Dok. BMKG)
Ilustrasi Selat Sunda. (Dok. BMKG)
Dia mengungkapkan, dari hasil simulasi yang dilakukan BRIN bersama tim peneliti dari berbagai institusi, jika tsunami terjadi, ketinggian gelombang diperkirakan dapat mencapai 20 meter di pesisir selatan Jawa, 3-15 meter di Selat Sunda, dan sekitar 1,8 meter di pesisir utara Jakarta.
"Energi yang terkunci di zona subduksi selatan Jawa terus bertambah seiring waktu. Jika dilepaskan sekaligus, goncangan akan memicu tsunami tinggi yang bisa berdampak luas, tidak hanya di selatan Jawa tetapi juga di wilayah pesisir lainnya," kata Rahma.
Sedangkan untuk daerah perkotaan seperti Jakarta, yang memiliki kepadatan penduduk tinggi dan sedimen tanah yang rentan mengamplifikasi goncangan, upaya mitigasi gempa juga mencakup retrofitting atau penguatan struktur bangunan.
"Retrofitting sangat penting, terutama untuk bangunan di kawasan padat penduduk, karena goncangan kuat berpotensi menyebabkan kerusakan masif dan korban jiwa," tambahnya.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono pun telah mengungkapkan, ada 2 sumber Megathrust yang saat ini "menunggu waktu" yakni Megathrust Selat Sunda dan Megathrust Mentawai-Suberut. Menurutnya di kedua segmen itu sudah ratusan tahun belum terjadi gempa besar meski dia menegaskan tidak bisa memprediksi kapan, bisa jadi kedua segmen itu sedang menunggu waktu melepaskan energinya.
(wur)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Picu Tsunami, Gempa Megathrust Ancam Jakarta - Selatan Jawa
Next Article Ancaman Megathrust Nyata, Ini Saran BMKG Untuk Para Pelaku Wisata