Kontribusi Industri Pindar Tingkatkan Inklusi Keuangan Nasional

10 hours ago 4

Jakarta, CNBC Indonesia - Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menegaskan industri Pindar mengambil peran penting dalam meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia. Ketua Umum AFPI Entjik S. Djafar mengungkapkan pindar terus berupaya menjangkau masyarakat yang belum terlayani oleh lembaga jasa keuangan konvensional.

Dari tahun ke tahun, pindar terus berkontribusi dalam memperluas akses pembiayaan kepada masyarakat. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pembiayaan pindar pada Juni 2025 tumbuh 25,06% secara tahunan (YoY) mencapai Rp 83,5 triliun. Akumulasi jumlah rekening penerima pinjaman (entitas) mencapai 158,37 juta transaksi per Juni 2025, setara 55,6% dari populasi Indonesia.

"Pindar menjangkau masyarakat unbanked dan underserved dengan memanfaatkan inovasi teknologi. Kami terus meningkatkan kemampuan dalam menilai kelayakan kredit pengguna agar lebih banyak masyarakat yang terlayani oleh platform Pindar. Hal ini sesuai dengan target inklusi keuangan nasional," ujar Entjik dikutip dari keterangan tertulis, Kamis (30/10/2025).

Untuk diketahui, OJK menargetkan indeks inklusi keuangan Indonesia mencapai 91% pada 2025 dan 98% pada 2045. Namun, berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) OJK 2025, tingkat inklusi keuangan Indonesia baru mencapai 80,51%. Artinya, masih terdapat puluhan juta masyarakat yang belum terakses layanan keuangan formal.

Dalam upaya mewujudkan target inklusi keuangan nasional, OJK juga menggandeng industri pindar sebagai mitra strategis untuk menyalurkan pembiayaan ke sektor produktif. Berdasarkan riset EY MSME Market Study and Policy Advocacy, total kebutuhan pembiayaan sektor produktif atau UMKM pada 2026 diproyeksikan mencapai Rp4.300 triliun, sementara kapasitas pembiayaan lembaga konvensional hanya Rp1.900 triliun, sehingga menyisakan credit gap sebesar Rp2.400 triliun.

"Data menunjukkan masih banyak masyarakat yang belum bisa mengakses fasilitas pembiayaan konvensional. Di sinilah peran Pindar menjadi penting untuk menjembatani kebutuhan tersebut," ujar Entjik.

Kolaborasi, Literasi, dan Perlindungan Konsumen Jadi Kunci

Sejalan dengan semangat Bulan Inklusi Keuangan (BIK) yang digelar OJK setiap Oktober, AFPI turut berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan literasi dan edukasi keuangan. Sejak 2016, BIK menjadi agenda nasional untuk meningkatkan literasi dan inklusi masyarakat terhadap produk dan layanan jasa keuangan.

Sebagai puncak kegiatan BIK, OJK menggelar Financial Expo (FinExpo) 2025 pada 23-26 Oktober di Surabaya, yang menjadi wujud kolaborasi antara Kementerian/Lembaga, Pelaku Usaha Jasa Keuangan (PUJK), asosiasi, dan UMKM untuk memberikan edukasi, konsultasi, serta layanan keuangan langsung kepada masyarakat.

Selama pelaksanaan BIK 2025, tercatat 5.182 kegiatan literasi dan inklusi keuangan di seluruh Indonesia dengan 10.874.634 peserta edukasi keuangan atau meningkat 67,87% dibandingkan tahun sebelumnya. Dari sektor pindar, tercatat pembukaan 720.000 akun fintech lending baru selama periode BIK 2025.

"Hal ini menandakan meningkatnya minat masyarakat terhadap akses keuangan digital," ujar Entjik.

Ketua Bidang Hubungan Masyarakat AFPI Kuseryansyah mengungkapkan partisipasi AFPI dalam BIK dan FinExpo 2025 merupakan kontribusi industri fintech lending terhadap perluasan akses keuangan dan peningkatan literasi masyarakat.

"Melalui FinExpo 2025, AFPI ingin menunjukkan bahwa pindar bukan sekadar alternatif pembiayaan, tapi bagian integral dari ekosistem inklusi keuangan nasional. Kami terus memperluas akses, memperkuat literasi, dan memastikan layanan yang aman serta beretika bagi masyarakat," ujar Kuseryansyah.

Selama BIK 2025, AFPI bersama para penyelenggara fintech lending juga menghadirkan berbagai inisiatif pembiayaan produktif, mulai dari dukungan bagi UMKM, sektor pertanian, pendidikan, hingga layanan keuangan di wilayah 3T (terdepan, terluar, tertinggal).

Dengan semangat kolaborasi dan inovasi, AFPI akan terus bersinergi dengan OJK, pemerintah, dan seluruh pelaku industri jasa keuangan untuk memperkuat inklusi keuangan yang merata dan berkelanjutan di Indonesia.


(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Menjawab Tantangan Transformasi Digital demi Inklusi Keuangan Aman

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|