Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah mendorong segmen baru dalam pengembangan low cost green car (LCGC) serta kendaraan hybrid. Jika selama ini keduanya dalam segmen yang berbeda, kini keduanya didorong untuk disatukan. Namun, ada potensi harga yang bakal melambung.
"Karena hybrid itu kan menambah harga juga ya, jadi kita harus pelajari dengan baik," ujar Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor Anton Jimmi Suwandy dikutip Senin (25/11/2024).
Toyota memiliki dua line up di segmen LCGC yakni Toyota Agya dan Toyota Calya, keduanya memberi sumbangsih besar untuk penjualan. Sedangkan untuk hybrid Toyota juga sudah merilis Toyota Yaris Cross Hybrid serta Innova Zenix Hybrid.
Sementara itu, Marketing Director dan Corporate Planning and Communication Director PT Astra Daihatsu Motor (ADM) Sri Agung Handayani menyebut pengembangan suatu produk bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan lantaran banyak faktor yang perlu dipertimbangkan, termasuk soal harga.
"Saat ini memang kita belum, terkait berpotensi atau tidak (hadir produk LCGC hybrid) itu sebenarnya bicara tentang pengembangan produk. Ini bukan bicara tentang jangka pendek, tapi kita harus melihat dampaknya seperti apa, daya belinya bagaimana, terus akan berpengaruh di harganya seperti apa," jelas Sri Agung.
Saat ini Daihatsu memiliki line up LCGC seperti Daihatsu Ayla dan Daihatsu Sigra.
Sedangkan kompetitor lainnya yakni Honda juga memiliki line up kendaraan LCGC yakni Brio Satya. Sales and Marketing & Aftersales Director PT Honda Prospect Motor (HPM) menilai opsi pengembangan LCGC juga dipertimbangkan pabrikan.
"Di internal kami selalu pasti membahas segala sesuatu yang akan keluar regulasinya. Bagi kami sekarang market LCGC itu di atas 20 persen, kalau diberikan insentif tambahan atau teknologi lebih tinggi, tentu kami sebagai pabrikan akan mempertimbangkan untuk ke depannya," kata Billy.
"Tujuannya juga supaya market tumbuh ya dan LCGC 70 persennya first buyer. Jadi kalau kustomer bisa menjangkau mobil itu dengan teknologi yang lebih baik, misalnya strong hybrid bisa 50 persen lebih baik dari pada ICE (Internal Combustion Engine), itu tentu bisa membuat market bertumbuh," lanjutnya.
Sebelumnya, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memiliki rencana baru untuk mengembangkan segmen LCGC, yakni memadukannya dengan mesin hybrid atau kendaraan listrik. Rencana ini tergolong menggemparkan karena LCGC merupakan kendaraan murah dengan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) kecil, sedangkan hybrid merupakan bagian dari kendaraan listrik dengan biaya tinggi.
Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan (IMATAP) Kemenperin Dodiet Prasetyo menyebut usulan ini sudah disampaikan kepada para pabrikan mobil. Nantinya produsen yang bakal memilih untuk mengembangkan teknologi yang ada.
"Kami mendorong industri untuk bagaimana bisa meningkatkan sumbangsih mereka dalam mendukung program pemerintah dalam rangka program transisi energi. Hal yang mungkin bisa dicapai dalam waktu dekat adalah bagaimana mereka bisa menyematkan energi elektrifikasi di LCGC," kata Dodiet, Jumat (22/11/2024).
(dce)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Pengusaha Mobil Buka Fakta Soal Efek Kemenangan Trump ke RI
Next Article Lobi Toyota Sakti, Negara Ini Klepek-Klepek Beri Insentif Mobil Hybrid