Luhut Sempat Minta Pertamina Ambil Proyek Pengganti BBM di Brazil

2 months ago 16

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan mengakui bahwa ia pernah mengusulkan agar PT Pertamina (Persero) untuk mengimpor bioetanol dari Brazil. Bioetanol sebagai bahan baku campuran Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia.

Dia juga menegaskan bahwa tidak menutup kemungkinan bagi Pertamina untuk menjajaki kesempatan di negara selain Brazil.

"Ya sudah, Pertamina ambil misalnya untuk etanol di Brazil dan kita import barang kita sendiri. Tapi bilang mau bikin di tempat lain ya silakan," ujarnya dalam acara Virtual Public Lecture ASN Talent Academy Explore, Lembaga Administrasi Negara (LAN), secara daring, Senin (2/12/2024).

Sebagai informasi, bioetanol sendiri diproduksikan dari bahan baku tebu, sedangkan, Brazil merupakan negara penghasil bioetanol terbesar kedua di dunia. Adapun, Luhut juga menyebutkan saat ini Indonesia dihadapkan dengan tantangan pangan jangka menengah.

"Nah, saat ini bersamaan kita dihadapi dengan tantangan jangka menengah yang tidak kalah besarnya ketahanan pangan global kita harus lihat bagaimana ini, bagaimana beras kita, bagaimana gula kita makanya dulu saya ngusulin, tapi gak setujui," katanya.

Sebagai informasi, Indonesia, seiring dengan upaya untuk memanfaatkan Bahan Bakar Nabati (BBN), telah berhasil "menyulap" tebu menjadi bahan bakar dengan campuran bioetanol berbasis tetesan tebu atau molase. Produk seperti Pertamax Green 95 yang dijual oleh PT Pertamina (Persero) merupakan bukti nyata dari implementasi ini.

Sebelumnya, Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan menjelaskan bahwa mereka bekerja sama dengan PT Energi Agro Utama (Enero) untuk mendapatkan pasokan bioetanol berbasis molase. Produksi bioetanol di Indonesia mencapai 30.000 kilo liter per tahun, dan sebagian digunakan untuk mencampur bensin Pertamax (RON 92), menghasilkan Pertamax Green 95 dengan pencampuran bioetanol sebesar 5% (E5).

Riva Siahaan menegaskan bahwa proses produksi molase menjadi bioetanol tidak mengganggu produksi gula untuk kebutuhan pangan. Pemerintah Indonesia juga berkomitmen untuk mempercepat swasembada gula dan mendukung penggunaan bioetanol sebagai bahan baku dari bahan bakar nabati, sejalan dengan Peraturan Presiden No. 40 tahun 2023.

Riva menyatakan bahwa Pertamina terus melakukan riset untuk memanfaatkan tanaman selain tebu, seperti jagung, sorgum, dan tandan sawit, sebagai bahan baku bioetanol.

Melihat keberhasilan Brasil dalam mengembangkan bioetanol, Indonesia berpotensi untuk mengikuti langkah ini dengan diversifikasi bahan baku bioetanol dan terus meningkatkan pemanfaatan BBN dalam sektor energi.

Dengan riset yang terus dilakukan, Indonesia dapat mengeksplorasi potensi tanaman lain yang dapat dijadikan bioetanol, sejalan dengan upaya global untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan mempromosikan energi terbarukan.


(pgr/pgr)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Gelar Eco Runfest, Pertamina Ajak Masyarakat Untuk Hidup Sehat

Next Article Komisaris Utama Pertamina Apresiasi Inovasi Bioetanol Berbahan Sorgum

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|