Makin Banyak Anak Muda Tidak Percaya Agama-Tuhan, Ini Buktinya

2 days ago 12

Jakarta, CNBC Indonesia - Ada fenomena baru yang terjadi di kalangan anak muda. Pew Research Center melaporkan anak muda beramai-ramai meninggalkan agama 'warisan' dari orang tua.

Banyak yang berpindah ke agama lain, menjadi agnostik, maupun ateis. Agnostik berarti mempercayai kekuatan yang lebih besar, tetapi tidak meyakini institusi agama. Sementara ateis berarti tidak percaya dengan keberadaan Tuhan. 

Berdasarkan survei Pew Research Center terhadap hampir 80.000 orang di 36 negara, banyak yang beralih dari agama 'warisan', terutama yang menganut Kristen dan Buddha. 

Survei tersebut juga memaparkan bahwa tingkat perpindahan agama sangat bervariasi di seluruh dunia. Meski demikian, di beberapa negara, pindah agama sangat jarang terjadi seperti India, Israel, Nigeria, dan Thailand. Sedikitnya, 95% atau lebih orang dewasa mengatakan bahwa mereka masih menganut kelompok agama tempat mereka dibesarkan.

Namun, di seluruh Asia Timur, Eropa Barat, Amerika Utara, dan Amerika Selatan, pindah agama cukup umum terjadi. Misalnya, 50% orang dewasa di Korea Selatan, 36% di Belanda, 28% di Amerika Serikat, dan 21% di Brasil tidak lagi menganut agama yang mereka anut semasa kecil.

Sebagian besar gerakan ini masuk ke dalam kategori yang disebut tidak berafiliasi dengan agama apapun. Mereka menyebut dirinya adalah ateis, agnostik, atau tidak beragama.

Perpindahan agama paling banyak dilakukan oleh orang-orang yang dibesarkan dalam lingkungan yang sangat religius. 

Berikut adalah negara dengan penduduknya yang keluar dari agama masa kecilnya:

1. Korea Selatan (50%)

2. Spanyol (40 %)

3. Kanada (38 %)

4. Swedia (37 %)

5. Belanda (36 %

6. Inggris (36 %)

7. Australia (34 %)

8. Prancis (34 %)

9. Jerman (34 %)

10. Jepang (34 %)

11. Singapura (30 %)

12. Chile (28 %)

13. Amerika Serikat (28 %)

14. Kolombia (25 %)

15. Italia (24 %)

16. Argentina (23 %)

17. Brasil (21 %)

18. Meksiko (21 %)

19. Afrika Selata (21 %)

20. Peru (15 %)

Di Italia, sebesar 24% orang dewasa telah berpindah agama sejak masa kanak-kanak, termasuk 21% yang telah memutuskan hubungan dan sekarang mengidentifikasi diri sebagai ateis, agnostik, atau tidak ada yang khusus.

Banyak dari orang-orang ini dibesarkan sebagai penganut Kristen. Misalnya, 29% orang dewasa di Swedia mengatakan bahwa mereka dibesarkan sebagai penganut Kristen tetapi sekarang menggambarkan diri mereka secara religius sebagai ateis, agnostik, atau tidak ada yang khusus.

Agama Buddha juga kehilangan penganutnya karena tidak lagi berafiliasi di beberapa negara. Misalnya, 23% orang dewasa yang disurvei di Jepang dan 13% di Korea Selatan mengatakan bahwa mereka dibesarkan sebagai penganut Buddha tetapi tidak lagi mengidentifikasi diri dengan agama apa pun saat ini.

Namun, tidak semua peralihan agama berarti menjauh dari agama. Beberapa orang pindah ke arah yang berlawanan.

Dari 36 negara yang disurvei, Korea Selatan memiliki persentase tertinggi orang yang mengatakan bahwa mereka dibesarkan tanpa berafiliasi tetapi kini memiliki agama (9%). Sebagian besar dari mereka (6% dari seluruh orang dewasa Korea Selatan) mengatakan bahwa mereka tidak memiliki pendidikan agama dan sekarang beragama Kristen.

Selain itu, sekitar satu dari sepuluh atau lebih orang dewasa di Singapura (13%), Afrika Selatan (12%) dan Korea Selatan (11%) telah beralih antara dua agama.

Meskipun angka-angka ini mencerminkan tren agama di 36 negara yang termasuk dalam survei, angka-angka ini belum tentu mewakili seluruh populasi dunia. Kristen agama terbesar dan paling tersebar luas secara geografis di dunia, menurut perkiraan Pew Research Center.

Sementara itu, Islam, agama terbesar kedua di dunia, secara historis merupakan agama yang dominan di enam dari 36 negara yang disurvei, seperti Bangladesh, Indonesia, Malaysia, Nigeria, Tunisia, dan Turki.

Buddhisme telah dominan di lima negara lain yang disurvei yakni Jepang, Singapura, Sri Lanka, Korea Selatan, dan Thailand.

Hinduisme dan Yudaisme masing-masing merupakan agama yang dominan di hanya satu negara yang disurvei (masing-masing India dan Israel).

Dalam penelitian tersebut, dijabarkan bahwa kebanyakan yang cenderung pindah agama atau menjadi ateis dan agnostik berada dalam kelompok usia muda.

Misalnya di Singapura, 29% orang berusia 18-34 tahun mengaku memeluk agama berbeda dari yang diwariskan orang tua. 

Di Spanyol, 48% orang berusia 18-34 tahun telah beralih agama, dibandingkan 'hanya' 36% orang berusia 50 tahun ke atas yang melakukan hal serupa.

Begitu juga di Kolombia, 34% anak muda berpindah agama berbanding dengan 14% di kelompok usia lebih tua. 

Hal ini menunjukkan tren sekulerisme yang dianut anak muda mulai pada usia 20 tahunan. Beberapa negara seperti Spanyol, Kanada, Italia, dan AS, mencatat penduduknya menjadi tidak religius seiring perkembangan waktu.


(fab/fab)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Ini Alasan Mobil Listrik Bekas Anjlok di Pasaran

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|