Manfaatkan Kawasan Berikat, Perusahaan Asal Sulut Ekspor Perdana 260 Ton Santan Beku ke Tiongkok

2 hours ago 1

Hingga saat ini, investasi yang ditanamkan mencapai sekitar 50 juta dolar AS.

REPUBLIKA.CO.ID, MINAHASA UTARA -- PT Kether Coco Bio, produsen produk turunan kelapa asal Sulawesi Utara (Sulut), berhasil melaksanakan ekspor perdana sebanyak 10 kontainer atau 260 ton produk santan beku senilai Rp 12 miliar ke Tiongkok.

Mereka memanfaatkan fasilitas Kawasan Berikat yang diberikan Kantor Wilayah (Kanwil) Bea Cukai Sulawesi Bagian Utara (Sulbagtara). Pelepasan ekspor di PT Kether Coco Bio yang berlokasi di Desa Tontatele, Kabupaten Minahasa Utara, Rabu (24/9/2025).

Tidak ada kode iklan yang tersedia.

Kegiatan pelepasan ekspor perdana ini turut dihadiri Gubernur Sulawesi Utara, Kepala Kanwil Bea Cukai Sulbagtara, Kepala Badan Karantina Sulawesi Utara, serta sejumlah pemangku kepentingan lain di bidang perdagangan, perbankan, dan logistik.

Perwakilan PT Kether Coco Bio, Edi Gunawan, dalam sambutannya menjelaskan, perusahaan ini merupakan industri pengolahan kelapa dengan produk utama santan beku untuk pasar ekspor.

Hingga saat ini, investasi yang ditanamkan mencapai sekitar 50 juta dolar AS ( Rp 800 miliar), dengan target peningkatan menjadi 100 juta dolar AS (Rp1,6 triliun) dalam beberapa tahun mendatang.

Perusahaan juga telah mempekerjakan 110 tenaga kerja lokal dan menargetkan penyerapan hingga 500 orang di masa depan.

Mampu mengekspor dengan jumlah fantastis, Edi mengungkapkan kapasitas produksi rata-rata perusahaan mencapai 28 ton per hari. Ia juga mengapresiasi pemerintah yang menyetujui pemberian fasilitas Kawasan Berikat melalui Kanwil Bea Cukai Sulbagtara.

“Dengan fasilitas Kawasan Berikat, kami semakin yakin untuk berkomitmen investasi total sampai 100 juta dolar AS atau sekitar Rp 1,6 triliun untuk mencapai target ekspor minimal 100 kontainer per bulan dan tenaga kerja 500 orang. Bea Cukai sangat cepat memproses kebutuhan kami,” tegas Edi dikutip Kamis (25/9/2025).

Kepala Kanwil Bea Cukai Sulbagtara, Erwin Situmorang, menegaskan bahwa fasilitas Kawasan Berikat, sebagaimana yang diberikan kepada PT Kether Coco Bio, merupakan salah satu bentuk nyata kehadiran negara dalam mendorong tumbuhnya industri.

Kehadiran fasilitas ini diharapkan akan membawa dampak positif yang langsung dirasakan oleh masyarakat serta memberikan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi daerah.

Wakil Gubernur Sulawesi Utara, Dr Victor Mailangkay dalam sambutannya memberikan apresiasi kepada pimpinan PT Kether Coco Bio yang berani berinvestasi dan menunjukkan komitmen kuat mendukung ekonomi Sulawesi Utara.

Ia juga menyampaikan terima kasih kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang telah bergerak cepat dalam mendukung serta memfasilitasi investasi daerah.

“Saat ini tercatat 16 perusahaan pengolahan kelapa di Sulawesi Utara dan 12 di antaranya telah melakukan ekspor. Data Bea Cukai menunjukkan ekspor produk kelapa kita pada tahun 2024 sudah mencapai 21,12 juta dolar AS dan di tahun 2025 sampai dengan bulan Agustus sudah saja mencapai 24,65 juta dolar AS. Ini potensi yang luar biasa bagi daerah kita,” papar Victor.

Lebih jauh, Wakil Gubernur menekankan, program hilirisasi komoditas pertanian harus terus didorong dengan menempatkan petani sebagai salah satu pilar utama. Karena itu, ia mengajak semua tingkatan pemerintahan untuk memberikan dukungan dan fasilitasi demi kemajuan industri lokal.

Baik pihak perusahaan maupun pemerintah daerah menyoroti dua tantangan utama yang harus segera ditangani. Pertama adalah ketersediaan bahan baku kelapa.

Banyak tanaman kelapa di Sulawesi Utara yang sudah tua dan tidak produktif.

Program peremajaan kelapa dinilai mendesak agar industri pengolahan kelapa dapat berkelanjutan. Kedua adalah konektivitas logistik.

Saat ini Sulawesi Utara belum memiliki jalur pelayaran langsung (direct call) dari

Pelabuhan Bitung ke Tiongkok. Ini membuat waktu pengiriman mencapai 30 hari, dengan direct call hanya 5–7 hari. Realisasi direct call akan meningkatkan efisiensi dan daya saing ekspor.

Dalam kesempatan ini, baik perusahaan maupun pemerintah daerah mengapresiasi dukungan berbagai pihak, termasuk Kementerian Keuangan melalui Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang telah memberikan fasilitas Kawasan Berikat, sehingga perusahaan dapat lebih leluasa mengembangkan ekspor.

PT Kether Coco Bio optimistis langkah awal ini akan membawa manfaat besar bagi masyarakat Sulawesi Utara sekaligus memperkuat posisi Indonesia dalam perdagangan global produk kelapa.

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|