Jakarta, 3 Februari 2025 - Data Purchasing Managers' Index (PMI) yang dirilis S&P Global hari ini, Senin (3/2/2025) menunjukkan PMI manufaktur Indonesia pada Januari 2025 mencapai level 51,9. Angka ini adalah yang tertinggi sejak Mei 2024 atau delapan bulan terakhir. Angka ini memastikan PMI Indonesia kembali ke jalur ekspansif setelah terkontraksi selama lima bulan.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu mengatakan perkembangan sektor manufaktur di bulan Januari 2025 mencerminkan ekspansi aktivitas konsumsi dan dunia usaha yang konsisten sejak akhir tahun lalu.
Pada Desember 2025, indeks penjualan riil (IPR) meningkat 1,0% secara tahunan dan indikator konsumsi yaitu indeks keyakinan konsumen (IKK) yang dirilis Bank Indonesia ekspansif di level 127,7 (November: 125,9). Dari aktivitas dunia usaha, penjualan listrik industri ekspansif 4,3% (yoy), meningkat signifikan dari pertumbuhan 1,5% pada bulan sebelumnya.
"Kenaikan PMI manufaktur ini menjadi sinyal positif mengawali tahun 2025 ini. Momentum ini akan terus dijaga, Pemerintah berkomitmen menjaga kinerja sektor riil serta mendukung kebijakan yang pro terhadap pertumbuhan industri," ujar Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu.
Dengan perkembangan tersebut, Febrio melihat optimisme pelaku industri manufaktur terhadap prospek 2025 semakin kuat. Kenaikan permintaan mendorong perusahaan untuk menambah tenaga kerja serta meningkatkan stok bahan baku dan barang jadi guna mengantisipasi lonjakan penjualan.
Paul Smith, Direktur Ekonomi di S&P Global Market Intelligence, mengatakan:menjelaskan sektor manufaktur Indonesia berkembang lebih cepat pada Januari didorong oleh peningkatan tajam dalam produksi serta tingginya ekspektasi akan perbaikan ke depan.
"Selain itu, (PMI) mencerminkan keyakinan yang terus berlanjut terhadap prospek ke depan, dengan produksi yang diperkirakan akan meningkat seiring dengan membaiknya permintaan pasar di tahun yang akan datang," tutur Paul Smith dikutip dari website resmi S&P.
Perbaikan PMI juga terlihat dari adanya perbaikan dalam pertumbuhan output manufaktur. Produksi kini telah meningkat selama tiga bulan berturut-turut.
Peningkatan volume pesanan baru telah membantu mendukung produksi. Data terbaru kembali menunjukkan ekspansi yang solid meskipun ada sedikit perlambatan dalam pesanan baru.
"Permintaan pasar dilaporkan meningkat, terutama baik dari domestik maupun internasional, dengan perusahaan melaporkan kenaikan bulanan kedua secara berturut-turut dalam ekspor," tulis S&P.
Produsen mampu meningkatkan persediaan barang jadi selama tujuh bulan berturut-turut pada Januari. Perusahaan juga masih melaporkan adanya keinginan untuk menimbun persediaan gudang dalam rangka mengantisipasi penjualan yang lebih tinggi di bulan-bulan mendatang.
Alasan ini mendorong akumulasi stok bahan baku serta peningkatan aktivitas pembelian di awal 2025. Dalam 12 bulan mendatang, secara rata-rata perusahaan memperkirakan adanya ekspansi produksi di pabrik mereka.
Stabilitas dalam permintaan pasar dan ekonomi secara umum diperkirakan akan mendukung penjualan dan produksi di tahun mendatang.
(haa/haa)
Saksikan video di bawah ini: