Jakarta, CNBC Indonesia - Wilayah Indonesia dikelilingi zona Megathrust yang memicu gempa dan tsunami. Zona yang menjadi perhatian para peneliti adalah Megathrust di Busur Sunda.
Zona busur Sunda membentang mulai dari barat Aceh sampai Selat Sunda dan di daerah selatan Jawa sampai Nusa Tenggara. Ketua Tim Kerja Informasi Gempabumi dan Tsunami Kedeputian Geofisika BMKG Wijayanto mengungkapkan tsunami setinggi 20 meter bisa terjadi jika zona ini meledak.
"Jika gempa berkekuatan di atas magnitude 8,7 terjadi di zona Megathrust di busur Sunda, mulai dari barat Aceh sampai Selat Sunda dan di daerah selatan Jawa sampai Nusa Tenggara, dapat menyebabkan tsunami dengan tinggi lebih dari 20 meter di pantai," katanya kepada CNBC Indonesia, beberapa saat lalu.
Wijayanto menambahkan ledakan Megathrust akan memicu gempa besar. Gempa yang cukup besar ini menimbulkan tsunami dahsyat.
"Zona megathrust dapat memicu gempa-gempa besar sampai dengan magnitude 9 yang dapat menimbulkan tsunami," sebutnya.
Karena efek yang cukup besar, maka diperlukan upaya untuk memberikan peringatan sedini mungkin. Menurut Wijayanto golden time atau waktu yang dibutuhkan untuk evakuasi usai ledakan Megathrust adalah 15-25 menit.
"Peringatan dini diberikan dalam waktu 3 menit. Jika rata-rata gelombang tsunami akan tiba di pantai dalam waktu 20 menit-30 menit, maka masyarakat atau pemerintah daerah memiliki golden time sekitar 15-25 menit untuk evakuasi penyelamatan diri," terang Wijayanto.
Karena itu, tegasnya, untuk menekan jumlah korban seminim mungkin bahkan agar bisa zero victim alias tidak ada korban jiwa akibat gempa dan tsunami megathrust, semua pihak harus siap siaga.
"Kesiapsiagaan masyarakat dan semua pihak baik pemerintah pusat daerah atau swasta, membangun kapasitas untuk penyelamatan diri, dan pemahaman masyarakat yang paling penting," tutup Wijayanto.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengungkapkan, kejadian gempa bumi di Indonesia menunjukkan tren peningkatan. Di sisi lain, kata dia, alat pemantau yang disebarkan BMKG kini juga semakin banyak.
Hal itu disampaikannya dalam webinar "Resolusi 2025: Mitigasi Bencana Geologi", yang ditayangkan kanal Youtube Teknik Geofisika ITS.
Sejak tahun 2008, jelasnya, BMKG membangun sistem info dini gempa dan peringatan dini tsunami. Sensornya terus bertambah hingga kini mencapai ada 550 seismograf.
"Aktivitas kegempaan yang termonitor BMKG mengalami lompatan. Berdasarkan data aktivitas data gempa jangka panjang, ada pola kejadian gempa di Indonesia terus meningkat setiap tahun," katanya.
"Rata-rata kejadian gempa di tahun 1990-2008 sekitar 2.254 gempa per tahun. Namun, tahun 2009-2017 meningkat jadi 5.389 kejadian gempa. Kemudian melompat mulai tahun 2018-2019, bahkan 2020 ya, melompat bahkan 2018 itu 12.062, 2019 itu masih 11.731," tambahnya.
Daftar 13 Segmen Megathrust Ancam Wilayah RI
Mengacu pada Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia tahun 2017, berikut daftar 13 segmen megathrust yang mengancam Indonesia:
1. Megathrust Mentawai-Pagai dengan potensi gempa M8,9
2. Megathrust Enggano dengan potensi gempa M8,4
3. Megathrust Selat Sunda dengan potensi gempa M8,7
4. Megathrust Jawa Barat-Jawa Tengah dengan potensi gempa M8,7
5. Megathrust Jawa Timur dengan potensi gempa M8,7
6. Megathrust Sumba dengan potensi gempa M8,5
7. Megathrust Aceh-Andaman dengan potensi gempa M9,2
8. Megathrust Nias-Simelue denga potensi gempa M8,7
9. Megathrust Batu dengan potensi gempa M7,8
10. Megathrust Mentawai-Siberut dengan potensi gempa M8,9
11. Megathrust Sulawesi Utara dengan potensi gempa M8,5
12. Megathrust Filipina dengan potensi gempa M8,2
13. Megathrust Papua dengan potensi gempa M8,7.
(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini:
Raup Ceruk Pasar Bisnis Data Center RI, Provider Lokal Siap Bersaing?
Next Article Gempa Megathrust Sudah Guncang RI, BMKG Beberkan Lokasinya