Warga Gaza menghangatkan diri di samping api di dalam tenda mereka di tengah musim dingin dan kehancuran akibat operasi udara dan darat Israel di Kota Gaza, Jumat, 12 Desember 2025.
REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Menteri Luar Negeri Mesir Badr Abdelatty mengungkapkan, negaranya pernah ditawari uang dalam jumlah cukup besar sebagai imbalan jika mereka menerima pengusiran warga Palestina dari tanahnya. Namun tawaran yang datang beberapa kali tersebut ditolak Kairo.
"Mesir ditawari sejumlah besar uang dan angka yang terus meningkat sebanyak tiga kali sebagai imbalan atas pengusiran warga Palestina," kata Abdellaty dalam sebuah wawancara di program al-Hekaya yang disiarkan stasiun televisi MBC Masr pada Ahad (28/12/2025), dikutip laman Press TV.
Dia menambahkan, tawaran yang diajukan termasuk pembatalan utang Mesir yang nilainya melampaui 160 miliar dolar AS. Meski menggiurkan, Mesir tetap menolak tawaran itu. Menurut Abdelatty, negosiator Israel sepenuhnya menyadari sikap dan ketegasan negaranya terkait isu tersebut.
"Setelah lebih dari 45 tahun hubungan diplomatik dengan Israel, ada pemahaman bersama tentang posisi dan kekuatan masing-masing pihak," kata Abdelatty.
Dalam wawancara di program al-Hekaya, Abdelatty tak mengungkap kapan persisnya Mesir disodorkan tawaran-tawaran tersebut. Dia pun tidak menjelaskan apakah tawaran itu datang langsung dari negosiator Israel atau bukan.
Namun Abdelatty menegaskan kembali bahwa Israel, sebagai kekuatan pendudukan berdasarkan hukum internasional, bertanggung jawab untuk membuka perbatasan guna memungkinkan pengiriman bantuan kepada warga Palestina di Jalur Gaza. "Namun mereka (Israel) mengabaikan hukum internasional," ujarnya.
Abdelatty juga menekankan bahwa Mesir menolak pembagian wilayah Jalur Gaza. Menurutnya, garis demarkasi yang ditentukan Israel di Gaza merupakan hal absurd.
Saat perang di Jalur Gaza pecah pada Oktober 2023, sebuah laporan intelijen Israel bocor ke publik. Dalam laporan itu disebutkan bahwa para pejabat Israel berusaha menerapkan rencana untuk memindahkan secara paksa ratusan ribu warga Palestina dari Gaza ke kamp-kamp tenda di wilayah Sinai yang berdekatan di Mesir.
Situs web Israel Ynet juga melaporkan bahwa Israel mengusulkan penghapusan sebagian besar utang internasional Mesir melalui Bank Dunia. Hal itu sebagai imbalan untuk membuka pintu mereka bagi pengungsi Palestina.
Agresi Israel ke Gaza, yang berlangsung dari Oktober 2023 hingga Oktober 2025, membunuh lebih dari 71.200 warga di sana. Sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak. Sementara korban luka melampaui 171 ribu orang.

3 hours ago
1

















































