Pakistan Chaos Usai Lockdown, Aparat Lakukan Serangan Tengah Malam

4 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasukan keamanan Pakistan melancarkan serangan tengah malam terhadap para pendukung mantan Perdana Menteri (PM) Imran Khan yang dipenjara, Selasa. Hal ini terjadi setelah ribuan massa Khan menggeruduk Ibu Kota, Islamabad.

Siaran lokal Geo News dan ARY melaporkan bahwa serangan besar-besaran dilancarkan oleh pasukan keamanan di tengah kota Islamabad yang gelap gulita. Penerangan ini disebut dimatikan agar dapat memudahkan pasukan keamanan membubarkan massa.

Setidaknya enam orang, termasuk empat tentara paramiliter, tewas dalam bentrokan antara pasukan keamanan dan pengunjuk rasa. Bentrokan ini terjadi di tepi Zona merah, yang menampung kantor-kantor dan gedung-gedung terpenting di negara itu, termasuk parlemen dan daerah kantong misi asing.

"Dua pengunjuk rasa juga tewas dan 30 lainnya cedera dalam bentrokan itu. Salah satu pengunjuk rasa ditembak mati dan yang lainnya tertabrak kendaraan," kata Juru Bicara Partai Khan Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI), Zulfikar Bukhari, kepada Gulf Times, dikutip Rabu (27/11/2024).

Pada malam hari, Khan mengeluarkan pernyataan dari sel penjaranya di luar Islamabad. Ia memberi tahu warga agar lebih banyak orang bergabung dengan massa yang berusaha menduduki alun-alun umum di daerah sekitar Zona Merah

"Mereka yang belum bergabung dengan protes juga harus menuju D-Chowk," kata pesan Khan yang diunggah di media sosial dan dibagikan oleh partainya.

"Semua warga Pakistan yang berpartisipasi dalam protes harus tetap damai, tetap bersatu, dan berdiri teguh sampai tuntutan kami dipenuhi," tambahnya.

Konvoi demonstran pro-Khan telah berbaris di Islamabad sejak Minggu dengan dipimpin istri Khan, Bushra Bibi. Mereka telah menyingkirkan blokade jalan dan bentrok dengan polisi dan pasukan paramiliter yang melepaskan tembakan peluru karet dan gas air mata.

Hal ini pun membuat Islamabad di lockdown per hari Sabtu lalu. Internet seluler juga dilaporkan telah diputus secara sporadis dan lebih dari 20.000 polisi membanjiri jalan-jalan, banyak yang bersenjatakan tameng antihuru-hara dan pentungan.

Imran Khan ditahan pada 2023 lalu atas tuduhan korupsi dan juga gratifikasi dari pemimpin asing tanpa pemberitahuan. Penahanan, yang berakhir dengan penggulingan kekuasaan, membuat rivalnya, Shehbaz Sharif, menduduki posisi PM.

Saat ditangkap, Khan dilindungi ribuan pendukungnya yang berpikir bahwa tudingan itu dibuat-buat, yang kemudian membuat aksi penangkapan sulit dilakukan. Meski begitu, ia tetap berhasil diamankan pejabat berwenang.

Sementara itu, sejak pemungutan suara bulan Februari lalu, PTI telah menentang tindakan keras pemerintah dengan unjuk rasa rutin yang digagas pendukung Khan. Tetapi demonstrasi kemarin sejauh ini merupakan yang terbesar yang mencengkeram ibu kota.

"Tanggapan negara sama sekali tidak beralasan dan tidak proporsional. Kami berhak untuk protes. Mereka memperlakukan rakyat mereka sendiri sebagai musuh," kata politisi PTI Waqas Akram.

Amnesty Internasional pun telah mempertanyakan tindakan Pemerintah Pakistan ini. Mereka mengatakan pemerintah harus sepenuhnya melindungi hak-hak pengunjuk rasa dan segera mencabut perintah 'tembak di tempat'.

"Saat pengunjuk rasa memasuki ibu kota, petugas penegak hukum telah menggunakan kekuatan yang melanggar hukum dan berlebihan," ujar lembaga internasional itu.


(sef/sef)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Pakistan Lockdown Buntut Bentrok Polisi-Pendukung Imran Khan

Next Article Video: Aksi Penembakan Milisi Bersenjata di Pakistan Tewaskan 22 Orang

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|