Jakarta, CNBC Indonesia - Hubungan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China terus memanas. Pada Kamis, Pemerintah China pimpinan Presiden China Xi Jinping memberikan peringatan kepada Washington terkait tensi dalam industri chip, di mana Washington disebut akan memasukan 200 perusahaan produsen chip China ke daftar hitam perdagangan dengan alasan keamanan nasional .
Dalam sebuah pernyataan, Juru Bicara Kementerian Perdagangan He Yadong mengatakan Beijing sangat menentang langkah Washington tersebut. Menurutnya, hal ini akan merugikan kedua belah pihak, dan China mungkin akan memberikan respons yang keras.
"Tindakan-tindakan ini sangat mengganggu tatanan ekonomi dan perdagangan internasional, mengganggu keamanan industri global, dan merugikan upaya kerja sama antara China dan AS, serta industri semikonduktor global," katanya dikutip Reuters, dikutip Jumat (29/11/2024).
"Jika AS bersikeras meningkatkan tindakan pengendalian, China akan mengambil tindakan yang diperlukan untuk secara tegas melindungi hak-hak sah perusahaan-perusahaan China," tambahnya.
Pekan lalu, Kamar Dagang AS memberi tahu para anggotanya melalui email bahwa pemerintahan Biden sedang mempertimbangkan untuk menambahkan sebanyak 200 perusahaan chip China ke daftar hitam perdagangan. Ini akan mencegah sebagian besar pemasok AS mengirimkan barang kepada mereka.
Dalam laporan Bloomberg, langkah ini akan menyasar sejumlah perusahaan China yang fokus pada industri Kecerdasan Buatan (AI). Sejumlah perusahaan China yang berfokus pada industri tersebut seperti ChangXin Memory Technologies, yang berupaya mengembangkan teknologi chip memori AI.
"Proposal tersebut juga menargetkan dua pabrik chip milik Semiconductor Manufacturing International Corp., mitra Huawei, dan lebih dari 100 perusahaan China yang membuat peralatan manufaktur semikonduktor, bukan chip itu sendiri," menurut laporan tersebut.
AS telah memperketat kontrol atas semikonduktor di tengah kekhawatiran bahwa China dapat menggunakan teknologi canggih untuk memperkuat militernya.
Sementara itu, hubungan dagang antara dua negara tersebut dikhawatirkan makin memanas saat Presiden terpilih AS, Donald Trump, kembali berkuasa pada Januari mendatang. Trump sendiri dikenal keras dengan China saat memimpin AS 2017-2021 lalu.
Trump sendiri berjanji pekan ini untuk mengenakan tarif tambahan sebesar 10% pada semua impor dari China, di atas tarif yang berlaku saat ini. Manuver ini diambilnya setelah menuduh Beijing tidak berbuat cukup banyak untuk menghentikan aliran obat-obatan terlarang ke AS dari Meksiko.
(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Mari Elka Sebut 2 Cara RI "Tak Terjebak" Perang Dagang AS-China
Next Article Siaga Ekonomi ASEAN, PM Singapura Beri Peringatan