Jakarta, CNBC Indonesia - Nuklir dinilai dapat menjadi energi alternatif untuk memenuhi target transisi energi di Indonesia. Sebagai salah satu perusahaan pengembang energi nuklir di Tanah Air, di usia ketiga sejak didirikan pada 2021 lalu PT Thorcon Power Indonesia terus berupaya mendorong pembangunan PLTN di Indonesia.
Perlu diketahui, dunia tengah fokus untuk transisi energi dari fosil ke energi baru terbarukan (EBT) sebagai upaya menjaga keberlanjutan. Salah satu sumber energi hijau yang digunakan dalam inisiatif ini adalah nuklir.
Berdasarkan hasil Konferensi Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa atau COP 28 yang digelar pada 2023 lalu, lebih dari 20 negara, yakni Amerika Serikat (AS), Inggris, Perancis, Jepang, Korea Selatan, dan lainnya telah sepakat untuk meningkatkan kapasitas nuklir tiga kali lipat pada 2050 guna mencapai Net Zero Emission (NZE) dan ketahanan energi.
Dengan demikian, akan ada peningkatan jumlah reaktor nuklir dari yang berjumlah 440 unit di 32 negara menjadi lebih dari 1000 unit di 50 negara.
Pemerintah Indonesia pun merevisi kebijakan energi nasional yang menempatkan nuklir ke dalam bauran energi dengan target 11% atau setara 54 GW pada 2050 mendatang.
Sebagai salah satu pengembang Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia, PT Thorcon Power Indonesia terus mendorong pembangunan PLTN di Indonesia. Tiga tahun sejak didirikan pada 2021, berbagai upaya sudah dilakukan untuk mengakselerasi pembangunan PLTN, termasuk penyelesaian feasibility studies (FS) atau studi kelayakan PLTN pada Agustus 2024.
PT Thorcon Power Indonesia telah menyerahkan proposal PLTN pertama di Indonesia kepada Dewan Energi Nasional. Ditargetkan pada Desember 2024, perusahaan ini akan mendaftarkan tapak PLTN yang pertama.
Lebih lanjut, PT Thorcon Power Indonesia tengah menyiapkan pengembangan PLTN di Pulau Kelas yang berjarak 32 km dari Pulau Bangka Belitung (Babel). PLTN dengan investasi sebesar Rp 17 triliun ini direncanakan akan beroperasi sekitar tahun 2030-2031.
"Banyak sekali milestone yang telah dicapai perusahaan. Salah satunya adalah kami telah menyelesaikan proposal FS dan sudah diserahkan ke Dewan Energi Nasional. Memang banyak perusahan lain yang mengatakan akan membangun PLTN, namun mereka masih omon-omon dan belum melakukan apapun," ungkap Direktur Operasi Thorcon Power Indonesia, Bob S. Efendi kepada CNBC Indonesia, dikutip Selasa (5/11/2024).
Sementara itu, lanjut Bob, PT Thorcon Power Indonesia sudah melakukan feasibility studies (FS) dan kajian lainnya. Artinya Thorcon sudah 2-3 tahun di depan perusahaan lainnya.
PT Thorcon Power Indonesia juga telah memiliki tapak dengan lokasi berjarak 32 km dari Bangka Belitung. Pihak Thorcon menyadari sebagian masyarakat masih cemas terhadap keamanan energi nuklir meski teknologi di bidang ini sebenarnya sudah maju. Maka dari itu, lokasi PLTN perusahaan tersebut berada di pulau yang jauh dan tidak berpenghuni.
"Insya Allah awal Desember nanti kami akan daftarkan pertama untuk tapak PLTN," jelas dia.
Hal ini tentu akan menjadi momen historis, karena belum ada perusahaan pengembang energi nuklir lainnya yang menyamai capaian PT Thorcon Power Indonesia.
(dpu/dpu)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Di Cop 29, Indonesia Beberkan Aksi Nyata Capai Target NZE 2060
Next Article Bukan Lagi Opsi Terakhir, RI Siap-Siap Go Nuklir