Jakarta, CNBC Indonesia - Tanggul Laut Raksasa atau Giant Sea Wall yang rencananya membentang di pesisir utara Pulau Jawa untuk melindungi kawasan pesisir pantai utara Pulau Jawa yang selama ini rentan terhadap banjir dan abrasi setiap tahunnya kembali digaungkan Pemerintahan Prabowo Subianto. Proyek ini memiliki urgensi tinggi, lantaran permukaan air laut terus mengalami kenaikan sehingga dibutuhkan perlindungan di pesisir utara Pulau Jawa.
Namun ternyata, Giant Sea Wall bukan hanya satu-satunya cara untuk melindungi pesisir utara Pulau Jawa. Diketahui, pemerintah juga bisa memanfaatkan mangrove dalam menahan abrasi pantai. Hutan mangrove yang juga biasa dikenal dengan sebutan hutan bakau merupakan sebuah ekosistem yang bersifat khas karena adanya aktivitas daur penggenangan oleh pasang surut air laut. Pada habitat ini hanya pohon mangrove atau bakau yang mampu bertahan hidup dikarenakan proses evolusi serta adaptasi yang telah dilewati oleh tumbuhan mangrove.
Bahkan diketahui bahwa Hutan Mangrove juga bisa membantu ekosistem dan ekologi yang jauh lebih baik. Adapun hutan mangrove memiliki fungsi yang sangat besar bagi lingkungan hidup di antaranya yakni:
1. Sebagai tumbuhan yang mampu menahan arus air laut yang mengikis daratan pantai, dengan kata lain tumbuhan mangrove mampu untuk menahan air laut agar tidak mengikis tanah di garis pantai.
2. Mangrove juga memiliki fungsi sebagai penyerap gas karbondioksida (CO2) dan penghasil oksigen (O2).
3. Hutan mangrove memiliki peran sebagai tempat hidup berbagai macam biota laut seperti ikan-ikan kecil, udang dan kepiting. Selain binatang laut, bagi hutan mangrove yang ruang lingkupnya cukup besar sering terdapat jenis binatang darat di dalamnya seperti kera dan burung.
Proyek Strategis Nasional (PSN) Tropical Coastland juga memiliki rencana akan menanam mangrove di zona yang sudah kritis. Dengan adanya Tropical Coastland jumlah hutan mangrove yang ada di sana akan meningkat berkali-kali lipat.
Tidak tanggung-tanggung, PSN Tropical Coastland untuk revitalisasi mangrove akan membuat kawasan mangrove yang tadinya hanya 91,97 hektare akan menjadi 515,79 hektare atau bertambah 423,83 hektare. Untuk diketahui, dalam PSN Tropical Coastland akan terbagi dalam lima zona, pada zona satu atau A, hutan mangrove di area misalnya saat ini luasnya baru 1,32 hektare dengan target luasan 12,96 hektare.
Di zona C, dari 18,59 hektare akan menjadi 200,15 hektare. Di zona D, dari 28,98 hektare akan menjadi 216,68 hektare, dan zona E dari 42,21 hektare menjadi 86 hektare.
Selain itu, PSN Tropical Coastland juga mengubah kawasan terlantar di Tangerang Utara. Jika ditarik lebih jauh, kawasan yang kini disebut menjadi PSN Tropical Coastland adalah berbeda dengan proyek PIK2 dimana di area.PSN Tropical Coastland merupakan wilayah Pemerintah yang digarap segelintir penggarap.
Dahulu, di sana terdapat banyak tambak-tambak,Di sekitar, kawasan Tangerang Utara infrastrukturnya terbatas. Kawasan hutan mangrove yang khas di pesisir pun sudah sangat kritis dan fungsi lindungnya sudah sangat minim.
Ke depan, PSN Tropical Coastland bukan hanya bisa menyelamatkan pesisir Pulau Jawa namun juga dapat membuka lapangan pekerjaan baru, meningkatkan jumlah wisatawan, serta menggerakkan ekonomi nasional. Perubahan kawasan tersebut juga dibarengi oleh peningkatan kesejahteraan warga sekitar.
(dpu/dpu)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Cerita di Balik Pengembangan PSN di PIK2
Next Article Video: Cerita di Balik Pengembangan PSN di PIK2