Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik lesu pada akhir perdagangan sesi I Rabu (20/11/2024), setelah kemarin berhasil bangkit dan jelang pengumuman kebijakan moneter terbaru Bank Indonesia (BI) pada siang hari ini.
Hingga pukul 12:00 WIB, IHSG turun tipis 0,06% ke posisi 7.191,66. Setelah sempat menyentuh kembali level psikologis 7.200 di awal sesi I hari ini, IHSG kemudian berbalik arah dan tetap bertahan di level psikologis 7.100, tepatnya di 7.190-an.
Nilai transaksi indeks pada sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 4,3 triliun dengan melibatkan 10,3 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 640.433 kali. Sebanyak 247 saham menguat, 297 saham melemah, dan 232 saham cenderung stagnan.
Terpantau hampir seluruh sektor kembali berada di zona merah pada sesi I hari ini, dengan sektor transportasi menjadi penekan terbesar IHSG yakni mencapai 0,7%. Namun, sektor keuangan masih mampu menguat yakni sebesar 0,59%.
Sementara dari sisi saham, emiten telekomunikasi BUMN PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), emiten konglomerasi Prajogo Pangestu PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), dan emiten teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) menjadi penekan IHSG masing-masing mencapai 8,1, 2,8, dan 2,3 indeks poin.
Berikut saham-saham yang menjadi penekan IHSG di sesi I hari ini.
IHSG cenderung berbalik merana jelang pengumuman kebijakan moneter BI pada hari ini. Pasar juga mencerna langkah bank sentral China (People's Bank of China/PBoC) yang kembali menahan suku bunga acuannya pada pagi hari ini.
Konsensus CNBC Indonesia yang dihimpun dari 17 lembaga/institusi mayoritas memproyeksikan bahwa BI akan memangkas suku bunganya sebesar 25 basis poin (bps) ke level 5,75%. Sedangkan delapan institusi memproyeksi bahwa BI akan kembali menahan suku bunganya di level 6%.
Head of Equity Research Bahana Sekuritas, Putera Satria Sambijantoro menyampaikan pandangannya bahwa BI masih akan menahan suku bunganya di tengah penguatan dolar yang baru-baru ini terjadi.
Ia juga mengatakan bahwa periode Desember merupakan waktu yang secara musiman lemah untuk dolar. DXY selalu melemah di bulan Desember selama 7 tahun terakhir sejak 2017, dengan penurunan rata-rata bulanan sebesar 1,3%.
Sementara itu, sekitar 50% pelaku pasar berekspektasi bahwa BI akan menurunkan suku bunganya dengan pertimbangan untuk mendorong roda perekonomian Indonesia dan The Fed yang telah duluan memangkas suku bunganya pada awal November silam.
Ekonom Senior KB Valbury Sekuritas, Fikri Permana mengatakan BI cenderung akan memangkas suku bunganya sebesar 25 bps karena BI perlu untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan menurunkan cost of fund.
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) sendiri diselenggarakan pada Selasa dan Rabu pekan ini (19-20 November 2024).
Sebagai catatan, BI rate terakhir kali diturunkan sebesar 25 basis poin (bps) pada September 2024 dan selanjutnya ditahan pada Oktober 2024 di level 6%.
Dari China, PBoC memutuskan untuk kembali menahan suku bunga acuannya lewat Loan Prime Rate (LPR). Adapun LPR tenor satu dan lima tahun kembali ditahan masing-masing sebesar 3,1% dan 3,6%.
Untuk diketahui, LPR satu tahun memengaruhi pinjaman perusahaan dan sebagian besar pinjaman rumah tangga di China, sementara LPR lima tahun digunakan sebagai acuan untuk suku bunga hipotek.
Langkah ini sudah diperkirakan. Sebelumnya, Gubernur PBoC, Pan Gongsheng, telah mengindikasikan bahwa tingkat suku bunga acuan pinjaman akan dipangkas 20 hingga 25 bps.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.(chd/chd)
Saksikan video di bawah ini: